PR DEPOK – Isu kudeta di puncak kepemimpinan Partai Demokrat kini semakin melebar, setelah Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Moeldoko turut menyebut nama di jajaran pemerintahan Jokowi lain, yakni Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Sebelumnya, Luhut memang juga pernah bertemu dengan Partai Demokrat pada Juni 2020 silam. Hal ini yang kemudian membuat Moeldoko mempertanyakan, mengapa hal tersebut tidak dibesar-besarkan seperti isu yang menimpa dirinya saat ini.
Pengamat politik, Rocky Gerung, menilai bahwa ada dua kemungkinan mengapa Moeldoko sampai harus menyebutkan nama Luhut dalam isu ini.
Pertama, menurut Rocky Gerung, Moeldoko ingin melimpahkan sebagian beban dari isu yang tengah dihadapinya.
“Ingin nyari patron supaya bebannya gak terlalu berat, maka sebagian dilimpahkan kepada Pak Luhut,” ujar Rocky Gerung, dalam kanal Youtube Rocky Gerung Official, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com
Kedua, Rocky menilai, Moeldoko menjadi Luhut sebagai jembatan untuk memberitahu pada Presiden Jokowi bahwa tidak terjadi hal yang mengkhawatirkan.
Akan tetapi, justru Rocky Gerung berpikir bahwa saat ini Presiden Jokowi justru tengah curiga kepada Moeldoko.