PR DEPOK - Sebanyak 215 jasad anak-anak ditemukan terkubur di halaman bekas sekolah berasrama yang dibangun lebih dari satu abad lalu di Kanada.
Penemuan 215 jasad anak-anak di halaman bekas sekolah berasrama untuk asimilasi masyarakat adat ini diduga merupakan korban penganiayaan.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, Senin 31 Mei 2021, dari sebanyak 215 jasad anak-anak yang ditemukan, dikabarkan jasad yang termuda masih berusia tiga tahun.
Otoritas Kanada memerintah pengibaran bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung usai penemuan 215 jasad anak-anak itu.
Beberapa wilayah lainnya, termasuk Toronto, juga dikabarkan akan melakukan pengibaran bendera setengah tiang.
Perintah tersebut dilontarkan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau dalam pernyataannya di Twitter.
Baca Juga: Jelang Pernikahan Rizky Billar, Deny Darko Sebut Rasa Sayang Lesti Kejora Lebih Besar
"Saya telah meminta agar bendera Peace Tower (di Ottawa) dan bendera-bendera di seluruh gedung federal dikibarkan setengah tiang," kata Trudeua menjelaskan.
Usai penemuan jasad anak-anak di halaman bekas sekolah ini memicu reaksi keras di berbagai wilayah Kanada, khususnya di kalangan masyarakat adat.
Seorang spesialis menggunakan rada pendeteksi bawah tanah mengonfirmasi keberadaan jasad anak-anak tersebut.
Kelompok suku Tk'emplups te Secwepemc mengatakan anak-anak itu diduga merupakan para siswa yang dulunya bersekolah di Kamploops Indian Residential School di dekat Kamloops, British Columbia.
Sebagai informasi, Kamploops Indian Residential School disebut sebagai yang terbesar dari sekitar 139 sekolah dengan asrama yang dibangun pada akhir abad ke-19.
Dikabarkan, sekolah tersebut sempat dioperasikan oleh Gereja Katolik atas nama Pemerintah Kanada pada tahun 1890-1969.***