PR DEPOK - Guru sekolah di kota Tacoma, Amerika Serikat dikecam karena membagikan selebaran yang memberi tahu anak-anak bahwa mereka dapat melakukan aborsi pada usia sebelas tahun tanpa persetujuan orang tua.
Seorang guru sekolah menengah dari Negara Bagian Washington telah dikritik setelah membagikan brosur yang menyarankan siswa tentang seks dan bagaimana melakukan aborsi, tanpa terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari orang tua.
Selebaran yang dikatakan diproduksi oleh Planned Parenthood itu menuliskan bahwa anak-anak kelas delapan berusia tiga belas dan empat belas tahun bahwa mereka dapat melakukan aborsi pada usia berapa pun dan tanpa persetujuan orang tua.
Selanjutnya dituliskan bahwa mereka juga dapat membeli kondom di setiap usia berapapun dan seseorang dapat melakukan hubungan seks saat usia sebelas tahun selama pasangan mereka kurang dari dua tahun atau lebih tua dari mereka.
Selebaran tersebut juga merinci usia persetujuan dan mengingatkan mereka bahwa siapapun yang berusia empat belas tahun ke atas tidak memerlukan izin dari orang tua untuk tes atau pengobatan PMS dan HIV.
Berdasarkan kabar yang dihimpun, distrik sekolah tersebut mengklaim bahwa distribusi materi semacam itu adalah sebuah kesalahan.
Eric Hogan, asisten direktur pendidikan menengah untuk distrik tersebut mengatakan dalam sebuah surat yang dikirim ke rumah kepada orang tua bahwa selebaran itu hanya dibagikan di Sekolah Menengah Stewart di Tacoma dan bahwa tindakan korektif telah diambil oleh guru tersebut.
Belum terdapat informasi lebih lanjut tentang hukuman apa yang akan diberikan terhadap guru yang membagikan selebaran tersebut.
“Pamflet itu bukan bagian dari kurikulum kami dan seharusnya tidak dikirim pulang bersama siswa,” ucap Hogan, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.
“Sebelumnya, Planned Parenthood mengajar di sekolah kami dan menyediakan brosur yang dibagikan kepada siswa,” ucap Hogan menambahkan.
Ia juga mengatakan bahwa sebelumnya pihak sekolah menemukan sebuah binder berisi materi kurikulum yang tertinggal yang digunakan oleh seorang guru, dan selebaran ini ada di dalam binder tersebut.
Pihak sekolah tidak menyadari bahwa seleberan itu bukan materi yang disetujui, dan tanpa sepengetahuan, guru tersebut mengirimnya pulang bersama siswa.
Selebaran itu juga menyarankan siswa bahwa mereka dapat menerima resep untuk pengendalian kelahiran tanpa izin orang tua dan menerima kontrasepsi darurat Rencana B tanpa resep.
Diketahui bahwa Planned Parenthood Federation of America (PPFA) sejauh ini belum mengomentari insiden tersebut.***