China dan India Belum Menyerahkan Rencana Terbaru dalam Mengenai Perubahan Iklim Dunia ke PBB

- 3 Agustus 2021, 10:45 WIB
ilustrasi perubahan iklim.
ilustrasi perubahan iklim. /Pixabay/Gerd Altmann

PR DEPOK - China dan India telah melewatkan tenggat waktu yang ditentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB untuk mengajukan rencana baru guna memotong emisi gas rumah kaca yang berakibat pada perubahan iklim.

Sebelumnya, PBB berencana memasukkan rencana terbaru mereka dalam sebuah laporan yang akan disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Iklim Global tahun ini.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Independent pada Selasa, 3 Agustus 2021, dua negara terpadat di dunia dan termasuk di antara 12 negara lainnya gagal memberikan pembaruan mengenai target mereka dalam membatasi emisi karbon ke Badan Perubahan Iklim PBB.

Baca Juga: Gelombang Panas Terjang Eropa Selatan dan Tenggara, Suhu Capai 45 Derajat Celcius di Turki dan Yunani

China adalah negara dengan emisi tertinggi di dunia, sementara India berada di urutan ketiga. Amerika Serikat yang mengajukan target barunya pada bulan April, adalah penghasil emisi global terbesar kedua.

Kepala iklim PBB Patricia Espinosa menyambut baik 110 penandatangan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim telah memenuhi batas waktu, yang diperpanjang dari akhir 2020 karena pandemi.

Namun, Espinosa mengatakan bahwa itu semua masih jauh dari 'memuaskan', yang diketahui bahwa hanya 58 persen dari total negara di dunia yang telah menyerahkan target baru mereka tepat waktu.

Diketahui Arab Saudi, Afrika Selatan, Suriah, dan 82 negara lainnya juga gagal memperbarui kontribusi yang ditentukan Badan Perubahan Iklim PBB.

Baca Juga: Bawa Pulang Medali Perunggu di Olimpiade Tokyo 2020 Pertamanya, Anthony Ginting : Sebenarnya Saya Ingin Emas

Espinosa mencatat bahwa laporan sebelumnya menemukan beberapa negara hanya melakukan sedikit tindakan dan rencana untuk memenuhi tujuan menjaga pemanasan global di bawah 2 derajat Celcius pada akhir abad ini.

“Gelombang panas ekstrem baru-baru ini, kekeringan, dan banjir di seluruh dunia adalah peringatan yang mengerikan bahwa lebih banyak yang harus dilakukan bersama, dan jauh lebih cepat untuk mengubah langkah-langkah kita saat ini,” ungkapnya.

Di bawah kesepakatan iklim Paris 2015, negara-negara menetapkan tujuan pengurangan emisi mereka sendiri namun dengan syarat harus transparan dan bersama-sama memastikan bahwa pemanasan global tetap pada tingkat yang dapat diterima yang disepakati.

China memang mengumumkan pada tahun lalu bahwa mereka bertujuan untuk emisi karbon dioksida atau gas rumah kaca mencapai puncaknya sebelum 2030. Selain itu untuk mencapai netralitas karbon sebelum 2060.

Baca Juga: Selain Strategi, Greysia Polii-Apriyani Rahayu Ungkap Rahasia Sukses Kalahkan Lawan: Kasih Senyuman Terus

Namun, menurut Badan Perubahan Iklim PBB, target tersebut belum secara resmi dimasukkan dalam pengajuannya ke PBB, artinya belum bisa diperhitungkan dalam upaya global.

Awal bulan ini, ketua KTT iklim COP26 di Glasgow, Alok Sharma dari Inggris telah bertemu dengan menteri lingkungan dari lebih dari 50 negara, termasuk Amerika Serikat dan China.

Berbicara pada konferensi pers selepas pertemuan tersebut, Sharma mengatakan para peserta setiap negara telah menyetujui tujuan 1,5 derajat C harus tetap 'dalam jangkauan'.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x