Perdagangan Bayi Berkedok Perusahaan Teknologi di China Diringkus Polisi

- 7 Agustus 2021, 10:41 WIB
Ilustrasi bayi.
Ilustrasi bayi. /Pixabay/christianabella.

Lebih lanjut, Zhu juga menawarkan para pembeli untuk membantu mengatur akta kelahiran bayi dan menukar nama asli ibu kandung bayi tersebut untuk mengacaukan dokumentasi kelahiran.

Tujuan menukar nama asli ibu kandung bayi tersebut adalah untuk memastikan ia tidak dapat menemukan dan merebut kembali anak itu jika mereka berubah pikiran.

Baca Juga: Kwik Kian Gie Buka Suara Soal Pertumbuhan Ekonomi 7,07 Persen: Artinya Beda Buat Perut Rakyat

Zhu mengklaim dia mengenal beberapa dokter dan perawat dari beberapa rumah sakit dengan baik dan meminta mereka membantu menutupi bisnisnya.

Lebih lanjut, Zhu beroperasi di luar kota Weifang di provinsi Shandong dan diyakini menjadi bagian dari seratus jaringan perdagangan manusia.

Perdagangan bayi tersebar di beberapa jaringan tersebut berkomunikasi melalui WeChat, media sosial dan platform pesan populer di Tiongkok.

Baca Juga: Pendaftaran Dibuka Sampai 12 Agustus, Berikut Syarat dan Cara Daftar Banpres BPUM Rp1,2 Juta

Berdasarkan kabar yang dihimpun, Shangguan mengatakan dia memulai penyelidikannya pada bulan Juni dengan menyamar sebagai wanita tanpa anak yang ingin mengadopsi bayi.

Akibat bisnis tersebut Zhu menghadapi tuduhan perdagangan manusia, yang menurut hukum Tiongkok sebagai penculikan, pembelian, perdagangan, pengangkutan, atau pemindahan seorang wanita atau anak-anak untuk tujuan penjualan.

Kasus perdagangan bayi di China ini dikabarkan sudah pernah dilaporkan beberapa bulan lalu pada tahun yang sama.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x