PR DEPOK - Dunia telah menyaksikan pada Juli 2021 ketika curah hujan ekstrem mengakibatkan banjir yang menghanyutkan banyak rumah berusia berabad-abad di Eropa, memicu tanah longsor di Asia dan menggenangi kereta bawah tanah di China.
Di Amerika Utara dan Barat sedang berjuang melawan kebakaran di tengah kekeringan hebat yang mempengaruhi pasokan air maupun listrik.
Bencana yang berhubungan dengan air bisa sangat merusak, dan dampak perubahan iklim pada kejadian ekstrem yang berhubungan dengan air seperti ini semakin nyata.
Dalam penilaian iklim internasional baru yang diterbitkan 9 Agustus 2021, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim atau IPCC memperingatkan bahwa siklus air telah meningkat dan akan terus meningkat seiring pemanasan global.
Sebagaiaman dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari PBS News Hour pada Selasa, 10 Agustus 2021, laporan IPCC mendokumentasikan peningkatan kedua perubahan iklim ekstrim basah dan kering.
Menurut laporan itu, perubahan iklim ekstrem basah mencakup curah hujan yang lebih intens di sebagian besar wilayah, sementara ekstrem kering, termasuk pengeringan di Mediterania, Australia barat daya, barat daya Amerika Selatan, Amerika Utara bagian barat, dan Afrika Selatan.
Laporan IPCC, sebuah panel Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB yang fokus mengurusi perubahan iklim, menunjukkan bahwa perubahan iklim ekstrem basah dan kering akan terus meningkat seiring dengan pemanasan di masa depan.