DHS AS Terbitkan Peringatan Teror Ekstremis Anti Vaksin Covid-19 Setara dengan Ekstremis Teror 9-11

- 14 Agustus 2021, 12:05 WIB
Seseorang memegang papan saat aksi unjuk rasa di Manhattan, New York City, AS, 9 Agustus 2021.
Seseorang memegang papan saat aksi unjuk rasa di Manhattan, New York City, AS, 9 Agustus 2021. /Andrew Kelly/Reuters

PR DEPOK - Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) mengeluarkan peringatan teror kepada warganya yang melawan pembatasan dan anti vaksin Covid-19.

Ancaman teror yang dihadirkan DHS itu setara dengan peringatan yang ditujukan kepada para ekstremis yang ingin meneror kembali peringatan serangan 11 September.

Dilaporkan DHS telah menerbitkan peringatan teror dengan mengatakan para ekstremis kekerasan anti-pemerintah, anti-otoritas sedang mencoba mengeksploitasi munculnya varian Covid-19.

Baca Juga: Simak, Berikut Daftar Ruas Jalan di DKI Jakarta yang Terapkan Aturan Ganjil Genap

Para ekstremis, menurut DHS, melihat potensi pemberlakuan kembali pembatasan kesehatan masyarakat di seluruh Amerika sebagai alasan untuk melakukan serangan teror.

"Pandemi Covid-19 telah memicu situasi kegentingan dan memunculkan ketegangan sosial”

"Mendorong beberapa plot ekstremis untuk melakukan kekerasan domestik, akibatnya mereka dapat berkontribusi pada lebih banyak kekerasan tahun ini," kata DHS, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RT News pada Sabtu, 14 Agustus 2021.

Peringatan terorisme itu akan berlangsung hingga 11 November mendatang.

Baca Juga: Benarkah Penduduk Suku Baduy Tetap Sehat Tanpa Divaksin? Simak Faktanya

Mengutip sejumlah ancaman potensial lainnya, termasuk fanatik kekerasan yang mungkin melakukan serangan dengan korban massal, meskipun saat ini tidak ada ancaman yang kredibel.

Aksi teror potensial lainnya termasuk ekstremis kekerasan dalam rumah tangga dan individu bermotivasi ideologis lainnya yang mungkin dipicu oleh teori konspirasi pada isu-isu seperti kecurangan pemilu.

“Penegakan hukum telah menyatakan keprihatinan bahwa penyebaran narasi palsu dan teori konspirasi yang lebih luas akan mendapatkan daya tarik di lingkungan arus utama"

"Akibatnya para individu maupun kelompok sangat rentan terseret arus aktivitas kekerasan demi mencapai tujuan yang diinginkan," kata peringatan DHS itu.

Baca Juga: Ditanya Soal Tipe Wanita yang Disukai, Dimas Ahmad Singgung Soal Perempuan yang Lebih Tua

Sementara itu, pemerintahan Joe Biden telah mengangkat isu terorisme domestik sebagai ancaman utama keamanan negara pasca kerusuhan 6 Januari lalu di Ibu Kota AS.

Menanggapi insiden kerusuhan itu, Biden menyebutnya sebagai serangan terburuk terhadap demokrasi Amerika sejak perang saudara.

Kepala intelijen DHS John Cohen mengatakan bahwa retorika para ekstremis di dunia maya mirip dengan jejak diskusi yang terlihat sebelum kerusuhan Capitol seraya mengutip komentar ekstremis adalah sistem yang rusak dan merusak.

DHS juga mengklaim, dengan peringatan 20 tahun serangan 11 September semakin dekat, Al-Qaeda baru-baru ini telah menerbitkan edisi pertama majalah berbahasa Inggrisnya dalam lebih dari empat tahun.

Baca Juga: Bucin pada Seorang Wanita, Dimas Ahmad: Aku Nungguin Kabar Orang 8 Tahun

Langkah itu, dinilai DHS sebagai upaya menunjukkan bahwa organisasi tersebut tengah berupaya menginspirasi masyarakat rentan yang berbasis di Amerika terhadap pengaruh ekstrimis kekerasan.

Hingga berita ini dilaporkan, DHS belum menyebutkan kemungkinan serangan langsung oleh teroris asing.

Sementara anggota parlemen dari Partai Republik terus-menerus menyuarakan keprihatinan tentang potensi teroris yang menyusup ke AS melalui perbatasan selatan negara itu.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RT News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah