Taliban Diduga Buru Pendukung NATO, Google Kunci Sejumlah Akun Email Milik Pemerintah Afghanistan

- 4 September 2021, 11:50 WIB
Ilustrasi kelompok Taliban di Afghanistan.
Ilustrasi kelompok Taliban di Afghanistan. /Stringer/Reuters

Sementara itu, sebelumnya seorang pegawai bekas pemerintah mengatakan bahwa Taliban memintanya pada akhir Agustus lalu untuk menyimpan data yang disimpan di server kementerian pemerintah tempatnya bekerja.

Akan tetapi, ia tidak mematuhi dan sejak itu bersembunyi dan tidak menyebutkan identitasnya untuk keselamatan.

“Jika saya melakukannya, maka mereka akan mendapatkan akses ke data dan komunikasi resmi dari kepemimpinan kementerian sebelumnya,” kata karyawan itu.

Selain itu, layanan email Microsoft juga digunakan beberapa lembaga Pemerintah Afghanistan, termasuk kementerian luar negeri dan kepresidenan.

Baca Juga: Benarkah Efektivitas Vaksin Covid-19 Turun terhadap Varian Delta Setelah 6 Bulan? Begini Faktanya

Sementara itu, seorang peneliti keamanan dengan perusahaan intelijen internet DomainTools, Chad Anderson menyebutkan bahwa jika Taliban mendapatkan akses ke database dan email pemerintah yang dibangun AS bisa berbahaya.

Pasalnya, Taliban dapat memperoleh informasi sensitif tentang pegawai pemerintahan sebelumnya, mantan menteri, kontraktor pemerintah, sekutu suku, dan mitra asing.

“Ini akan memberikan banyak informasi yang nyata, bahkan memiliki daftar karyawan di Google Sheet adalah masalah besar,” kata Anderson menunjuk pada laporan pembalasan terhadap pegawai pemerintah.

Pada awal Agustus, Taliban telah menyita perangkat biometrik militer AS yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi warga Afghanistan yang bekerja dengan orang Amerika.

Perangkat tersebut, yang disebut Handheld Interagency Identity Detection Equipment (HIIDE), berisi data seperti pemindaian iris mata dan sidik jari individu yang digunakan untuk kartu identitas.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x