Selama pertemuan rahasia itu, Haftar membahas situasi di kawasan, aspirasinya untuk stabilitas negaranya, dukungan yang dia nyatakan untuk demokrasi di negaranya, serta hukum dan ketertiban. Israel mendukungnya, berdasarkan keterangan sumber.
Di lain sisi, Kedutaan Israel belum memberikan komentar. Badan-badan intelijen Israel telah lama diyakini mendukung ayah Haftar, tetapi pemerintah Israel belum menyatakan hal ini secara terbuka.
Untuk diketahui, pemilihan umum Libya dijadwalkan pada 24 Desember 2021 mendatang. Pemilihan pertama kali sejak terakhir 2014.
Upaya untuk menjadwalkan pemilihan pada 2018 dan 2019 tertunda karena perang saudara di negara itu.
Awal bulan ini, parlemen Libya mengkonfirmasi pemerintahan sementara dengan perdana menteri sementara dan dewan presiden.
Baca Juga: Wenny Ariani Resmi Layangkan Laporan terhadap Rezky Aditya Atas Dugaan Penelantaran Anak
Sumber-sumber intelijen Israel memperkirakan pemilihan itu akan menjadi pertempuran antara Haftar dan Saif Al-Islam Gaddafi, menurut sebuah laporan di Israel Hayom.
Tawaran Qaddafi diduga didukung oleh pemerintahan Vladimir Putin, yang dilaporkan bertemu dengan kandidat di Moskow pada September tahun lalu, menurut sumber terpisah.
Gaddafi, yang menjabat sebagai perdana menteri de facto di hari-hari memudar rezim ayahnya, berada di ambang batas dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas kejahatan terhadap kemanusiaan.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pihaknya tidak mengambil posisi pada salah satu calon presiden Libya, tetapi menambahkan jelas Qaddafi masih tetap dalam daftar sanksi AS.