Aksi penyerangan terhadap nakes itu lantas mendapat kecaman dari sejumlah pihak di Jerman.
Politisi dan asosiasi medis Jerman, Kassenärztlichen Vereinigung (Asosiasi Dokter Asuransi Kesehatan Chartered) mengutuk aksi kekerasan tersebut .
Sementara itu, Menteri Kesehatan Thuringian Heike Werner mengkritik serangan itu dan menyatakan bahwa insiden tersebut tidak dapat diterima.
Sedangkan, menurut Annete Rommel, ketua asosiasi medis Jerman mengatakan bahwa ia tidak menyangka orang-orang yang memiliki komitmen tinggi memerangi pandemi Covid-19 malah diserang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Selanjutnya, Nicholas Potter, salah seorang seorang peneliti dari kelompok anti-rasisme Jerman Amadeu Antonio Foundation mengatakan bahwa serangan itu adalah yang terbaru dalam daftar panjang serangan lain dari kelompok anti vaksin di Jerman.
Menurutnya, ini termasuk serangan vandalisme setelah adanya serangan menggunakan bahan peledak rakitan di depan sebuah lembaga penelitian Berlin, Oktober lalu.
“Retorika yang didorong oleh konspirasi, anti-Semit dan anti-demokrasi yang disebut gerakan ‘Querdenken’ (pemikir lateral) semakin mengarah pada tindakan kekerasan,” ujar Potter.
Selain itu, menurutnya kelompok anti-vaksin tersebut berkumpul dan membahas teori untuk menyangkal keberadaan Covid-19 dan mengembangkan gagasan vaksinasi sebagai sarana untuk membunuh orang.