Dalam hal ini Akhund juga menegaskan kembali janji amnesti Taliban bagi siapapun yang telah bekerja sama dengan Amerika Serikat dan pemerintah yang telah didukungnya setelah invasi 2001.
“Tidak ada yang bisa membuktikan bahwa dia menjadi sasaran balas dendam. Dan dalam keadaan tegang seperti itu, mudah untuk melakukan apa saja yang Anda inginkan. Tapi gerakan itu disiplin dan mengendalikan orang-orang bersenjatanya. Dan kami tidak merugikan siapapun dalam tindakan sebelumnya,” katanya.
Oleh karena itu, ia ingin meyakinkan khususnya rakyat Afghanistan bahwa Taliban menginginkan semua kebaikan, penyebab kesuksesan dan kesejahteraan.
Taliban juga berusaha untuk membangun sistem Islam dan meminta semua orang untuk berpartisipasi bersama dalam hal ini.
Komentar Akhund ini muncul setelah Taliban mengumumkan pemerintahan sementara yang dibentuk secara eksklusif dari anggotanya sendiri.
Sementara itu susunan pemerintahan sementara ini tidak melibatkan perempuan dan fraksi politik lainnya untuk memegang oposisi apapun.
Dari 33 peran yang diumumkan, 14 diantaranya adalah mantan pejabat Taliban selama pemerintahan 1996-2001, lima orang adalah mantan tahanan Guantanamo, dan 12 sisanya adalah pejabat dari generasi kedua gerakan tersebut.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Pertama Ungkap yang Selalu Anda Debatkan Saat Menjalin Cinta
Susunan pemerintahan Afganistan yang dikuasai Taliban telah mendapat kritikan karena tidak adanya perwakilan perempuan dan perwakilan etnis.***