Network
PR DEPOK - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengaku bahwa sejak awal dirinya tak pernah menginginkan menjadi wali kota apalagi gubernur.
Namun, Ridwan Kamil mengungkap bahwa ia justru merupakan salah satu netizen yang kerap 'marah-marah' dalam menyampaikan kritik kepada pemerintah.
Merasa kritiknya tak kunjung didengar, Ridwan Kamil pun bertekad untuk melakukan sendiri semua yang pernah ia kritik, dengan cara terjun ke dunia politik dan menjadi wali kota.
Baca Juga: Apa Saja Syarat dan Kriteria Penerima BPUM 2021? Simak Penjelasan Berikut
"Jadi wali kota bukan cita-cita, karena dulu saya citizen yang marah. Jejak digital saya yang marah-marah banyak. Saya bilang dalam hati 'waduh dikomentarin susah, dikasih ide susah, yaudah gue rebut aja kotanya', dalam batin ya. So I was an angry citizen (Jadi saya dulu warga yang marah), kira-kira begitu," ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo.
Usai terjun ke politik, pria yang akrab disapa Kang Emil itu memutuskan untuk menjadikan kemarahan-kemarahannya di masa lampau menjadi reformasi ketika dirinya memimpin.
"Marah korupsi bikin reformasi digital, taman-taman dulu dipagarin gelap jelek, saya perbaiki. Trotoar nggak ada orang yang jalan kaki, itu di Bandung, semua saya beresin. Jadi saya masuk politik itu karena motivasi bahwa politik harus direbut. Kalau direbut dengan niat yang baik maka terjadi perubahan," tuturnya.
Baca Juga: Soal Lesti Kejora Akui Punya Mantan Kekasih yang Pelit, Rizki DA: untuk Introspeksi Diri
Untuk diketahui, Ridwan Kamil mulai menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat sejak 5 September 2018.
Sebelumnya, pria kelahiran Bandung 49 tahun lalu ini menjabat sebagai Wali Kota Bandung sejak 2013 hingga 2018.
