Sebelumnya, media pemerintah Korea Utara mengumumkan apa yang dikatakannya sebagai uji coba yang berhasil atas peluncuran terbaru rudal jelajah jarak jauh.
Korea Utara mengatakan bahwa rudal jelajah jarak jauh, yang telah dikembangkan selama dua tahun, berhasil mencapai target 1.500 kilometer sebelum jatuh ke perairan teritorial Korea Utara.
Korea Utara memuji senjata barunya sebagai “senjata strategis yang sangat penting,” yang memenuhi panggilan pemimpin Kim Jong Un untuk memperkuat kekuatan militer negara tersebut.
Sementara menurut para analisis, rudal tersebut bisa menjadi senjata pertama pemerintahan Kim Jong Un dengan kemampuan nuklir.
“Ini akan menjadi rudal jelajah pertama di Korea Utara yang secara eksplisit ditunjuk sebagai peran ‘strategis’,” kata Ankit Panda, seorang rekan senior di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.
“Rudal jelajah jarak jauh ini adalah eufemisme umum untuk sistem berkemampuan nuklir,” tuturnya menambahkan.
Pyongyang mengatakan belum melihat tanda-tanda perubahan kebijakan dari AS, mengutip isu-isu seperti sanksi serta latihan militer bersama dengan Korea Selatan, yang dikatakan sebagai persiapan perang.
Sementara Washington adalah sekutu dekat militer dan ekonomi Jepang dan Korea Selatan, hubungan antara tetangga Asia sering tegang karena masalah termasuk sengketa kedaulatan.***