Avril Haines kemudian menindaklanjuti pernyataannya dengan menggarisbawahi bahwa badan-badan intelijen masih menempatkan "fokus besar" pada potensi kebangkitan kelompok teroris di Afghanistan.
"Pengumpulan intelijen kami berkurang di sana (Afghanistan). Itu adalah sesuatu yang harus kami persiapkan dan kami telah siap, sejujurnya, cukup lama," ucapnya.
Kepala mata-mata AS itu turut mengakui bahwa penarikan pasukan dan pengambilalihan cepat oleh Taliban telah membuat operasi kontraterorisme agak lebih menantang.
Mengalihkan perhatian ke terorisme domestik juga, Haines lebih lanjut menunjukkan bahwa hal-hal seperti itu adalah "ancaman yang berkembang dan mengkhawatirkan" bagi para pejabat.
Komentar Haines muncul setelah pernyataan dari Jenderal AS Mark Milley yang baru-baru ini memperingatkan bahwa ada kemungkinan perang saudara di Afghanistan dapat mengarah pada bangkitnya Al Qaeda.
Baca Juga: Lord Adi Ngaku Ogah Bersahabat dengan Chef Juna: Dia tuh Coba Jadi Sahabat Saya, Cuma Nggak Cocok
Milley berspekulasi bahwa pertikaian semacam itu di wilayah yang saat ini dianggap rentan dapat membangkitkan sikap terorisme dalam 12, 24, atau 26 bulan ke depan.***