Setelah Gulingkan Afghanistan, Taliban Minta Kesempatan untuk Berpidato di Sidang Umum PBB

- 23 September 2021, 18:45 WIB
Jubir Taliban, Zabihullah Mujahid.
Jubir Taliban, Zabihullah Mujahid. / REUTERS/Stringer/

PR DEPOK – Setelah berhasil menggulingkan pemerintahan resmi Afghanistan, Taliban kini meminta untuk berbicara di depan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Menurut juru bicara PBB, Taliban telah menantang kredensial mantan duta besar PBB di Afghanistan dan meminta untuk berbicara di majelis umum PBB.

Maka dari itu, pejabat PBB sekarang harus memutuskan perwakilan mana yang akan diakui, pasca Taliban menguasai Afghanistan dan saat AS telah meninggalkan negara tersebut.

Baca Juga: Lituania Desak Orang-orang Buang Ponsel China dan Tak Membeli yang Baru, Ini Alasannya

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian,  juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan  bahwa Taliban sedang mencalonkan perwakilan permanen baru di PBB.

Taliban mencalonkan Mohammad Suhail Shaheen sebagai kandidat baru untuk perwakilan di PBB.

Terkait kasus perselisihan tentang kursi di PBB untuk perwakilan Afghanistan, komite mandat sembilan anggota majelis umum harus bertemu untuk membuat keputusan.

Untuk diketahui, Afghanistan dijadwalkan untuk memberikan pidato terakhir pada hari terakhir pertemuan tingkat tinggi pada 27 September, tetapi tidak jelas apakah komite akan bertemu sebelum akhir pertemuan pada hari Senin.

Baca Juga: TMII Jadi Lokasi Tes CPNS, Kebijakan Ganjil Genap Bakal Ditiadakan Sementara

Komite ini terdiri dari Rusia, China, AS, Swedia, Afrika Selatan, Sierra Leone, Chili, Bhutan, dan Bahama.

Pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan mereka mengetahui permintaan Taliban, tetapi mereka tidak akan memprediksi bagaimana komite itu akan memerintah.

Akan tetapi, salah satu pejabat mengatakan komite akan mengambil beberapa waktu untuk berunding.

Mereka memastikan bahwa utusan Taliban tidak akan dapat berbicara di majelis umum pada sesi ini, setidaknya selama minggu para pemimpin tingkat tinggi.

Baca Juga: Ungkap 4 Kasus Pemalsuan Uang Sepanjang Agustus-September, Polisi Amankan 20 Pelaku

Sejauh ini, belum ada pemerintah yang mengakui pemerintah Taliban , karena dunia internasional menuntut agar mereka memenuhi komitmen terhadap hak asasi manusia.

Akan tetapi, penguasa Qatar sejauh ini memainkan peran penting di Afghanistan.

Ia mendesak para pemimpin dunia agar tidak membelakangi Taliban yang kini menguasai Afghanistan.

Sejauh ini negara-negara seperti AS dan Jepang telah merelokasi staf diplomatik mereka di Afghanistan ke Qatar untuk melanjutkan diplomasi dari sana.

Baca Juga: Soroti Penetapan Azis Syamsuddin sebagai Tersangka, Gus Umar: Akhirnya Konco Lawas akan Bertemu di Sel Penjara

Uzbekistan, negara tetangga Afghanistan lainnya, telah melanjutkan pasokan minyak dan listrik ke negara yang dilanda perang itu, menurut presiden Shavkat Mirziyoyev.

“Tidak mungkin untuk mengisolasi Afghanistan dan membiarkannya dalam jangkauan masalahnya,” katanya dalam sambutannya di PBB pada hari Selasa, juga menyerukan Komite PBB permanen di Afghanistan.

Awal pekan ini, menteri luar negeri Pakistan mengatakan kepada wartawan di markas besar PBB bahwa para penguasa Taliban harus memahami bahwa jika mereka menginginkan pengakuan dan bantuan dalam membangun kembali Afghanistan, mereka harus lebih peka dan lebih menerima opini dan norma internasional.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x