Bertemu dengan Menlu AS, Pakistan Minta Dunia Tidak Meninggalkan Afghanistan

- 24 September 2021, 18:15 WIB
Ilustrasi Pakistan./
Ilustrasi Pakistan./ /Pixabay/OpenClipart-Vectors
 
PR DEPOK - Pakistan telah mengulangi seruannya kepada dunia untuk tidak “meninggalkan” Afghanistan setelah Taliban mengambil alih negara itu.
 
Hal itu diutarakan ketika perwakilannya bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di sela-sela Sidang Umum PBB.
 
Sebuah pernyataan kementerian luar negeri Pakistan yang dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Jumat, 24 September 2021, mengatakan Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi telah berbicara dengan Blinken tentang realitas politik baru di Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kendali.
 
 
“Sementara Taliban harus memegang komitmen mereka, komunitas internasional memiliki kewajiban moral untuk membantu rakyat Afghanistan menghadapi krisis kemanusiaan yang berkembang di Afghanistan,” kata pernyataan itu.
 
“[Qureshi] berharap dunia tidak akan mengulangi kesalahan dengan melepaskan diri dari Afghanistan,” lanjutnya.
 
Pesan itu konsisten dengan posisi pemerintah Pakistan di Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir, menyerukan keterlibatan dan bantuan internasional segera untuk mencegah potensi krisis kemanusiaan.
 
Pertemuan di New York pada Kamis kemarin adalah pertemuan tatap muka tingkat tertinggi antara pemerintahan Biden dan pemerintah Perdana Menteri Pakistan Imran Khan sejak presiden AS menjabat awal tahun ini.
 
Dalam sambutan singkatnya, Blinken ungkap akan fokus pada Afghanistan dan pentingnya kedua negara bekerja sama demi kemajuan di Afghanistan.
 
 
Menteri Luar Negeri AS juga mengatakan dirinya menghargai bantuan Pakistan dalam memfasilitasi kepergian AS dan warga negara lainnya dari Afghanistan menyusul perebutan Kabul oleh Taliban pada pertengahan Agustus.
 
Pihak berwenang Pakistan mengatakan sejauh ini mereka telah memfasilitasi evakuasi lebih dari 13.000 orang dari Afghanistan, sebagian besar warga negara asing atau personel yang terkait dengan organisasi internasional.
 
Dengan spiral kemiskinan, kelaparan dan kelumpuhan ekonomi di Afghanistan, analis mengatakan kemungkinan runtuhnya struktur pemerintah Afghanistan mungkin terjadi jika tanpa bantuan internasional.
 
Donor dari masyarakat internasional menjanjikan lebih dari $1,1 miliar pada sebuah konferensi di Afghanistan pekan lalu untuk mengatasi kekhawatiran tersebut.
 
Namun Taliban juga telah meminta sekitar $10 miliar aset bank sentral Afghanistan yang disimpan di negara-negara asing agar dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini.
 
 
Seruan itu telah didukung oleh beberapa negara lain, termasuk Pakistan dan Uzbekistan.
 
"Kami telah mencatat ekspansi di kabinet sementara dengan perwakilan dari kelompok etnis dan politik yang berbeda," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Asim Iftikhar.
 
Awal bulan ini, Taliban mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Perdana Menteri sementara Mohammad Hasan Akhund.
 
Kemudian Taliban memperluas kabinet itu untuk memasukkan sejumlah wakil menteri baru, beberapa di antaranya berasal dari etnis minoritas. Perempuan tetap tidak terwakili dalam struktur pemerintahan Taliban.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x