Komite, yang tujuannya adalah untuk membongkar aparat politik dan keuangan dari pemerintah yang digulingkan, telah dikritik oleh para jenderal militer yang berpartisipasi dalam transisi.
Mohamed Al-Faki Sulieman, pemimpin komite dan anggota Dewan Kedaulatan gabungan militer-sipil, otoritas tertinggi Sudan, mengatakan perlindungan resminya juga telah ditarik.
Berbicara kepada massa yang meneriakkan slogan-slogan pro-revolusi dan anti-pemerintahan militer di markas komite, Sulieman meminta orang-orang untuk bersiap kembali ke protes jalanan jika perlu.
"Kami akan membela pemerintah kami, rakyat kami, dan transisi demokrasi hingga titik darah penghabisan"
"Dan jika ada ancaman terhadap transisi demokrasi, kami akan memenuhi jalan-jalan dan berada di garis depan sebagai tanggung jawab kami," kata Suleiman melanjutkan.
Senada dengan Komite, dalam sebuah pernyataan Asosiasi Profesional Sudan, badan yang membantu memimpin pemberontakan 2018-2019 yang menyebabkan Bashir lengser, menyerukan diakhirinya kemitraan dengan militer.
Di sisi lain, kepala dewan kedaulatan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengatakan dalam pidatonya bahwa militer tidak akan melakukan kudeta terhadap transisi, tetapi tetap kritis terhadap politisi sipil.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam, Perdana Menteri sipil Abdalla Hamdok mengatakan perselisihan bukan antara militer dan sipil.
Baca Juga: Resmi Jadi Tersangka Kasus Suap, Siapa yang akan Jadi Pengganti Azis Syamsuddin?