Mereka juga mempertanyakan alasan para dokter dan orang-orang yang berhubungan dekat dengan para penambang China tidak jatuh sakit.
Studi retrospektif dari laporan medis para penambang menunjukkan bahwa tidak seperti pasien Covid-19, mereka batuk darah dan berlendir.
Baca Juga: Akui Terjebak, Enzy Storia Pernah Jadi Penari Api di Sebuah Karnaval
CT scan menunjukkan bahwa para penambang tidak memiliki jaringan parut paru-paru yang terlihat pada banyak pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
"Kita bertanya-tanya mengapa virus yang membunuh lebih dari 5 juta dan menginfeksi lebih dari 200 juta dalam 18 bulan tidak menyebabkan penyakit apa pun dalam 7 tahun dari 2012 hingga 2019," tulis penelitian tersebut.
Bagaimana soal teori kebocoran laboratorium?
Baca Juga: Jelang Sidang Kasasi HRS, Musni Umar: Saya Doakan Hakim di MA yang Adili HRS
Pada awal pandemi, para ilmuwan menyatakan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar kemudian melompat ke hewan perantara yang kemungkinan besar trenggiling, sebelum kemudian menginfeksi manusia.
Namun, ketika pandemi berkembang, teori lain muncul dan menyatakan bahwa wabah dimulai karena kebocoran laboratorium di Kota Wuhan di China, tempat kasus pertama penyakit itu dilaporkan, atau bahwa penyakit itu buatan manusia.
Kedua hipotesis ditolak sebagai teori konspirasi liar, dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa "sangat tidak mungkin" bahwa Covid-19 adalah buatan manusia.