AS Angkat Bicara Soal Penolakan Taliban Jalin Kerja Sama Menekan ISIS

- 12 Oktober 2021, 08:15 WIB
Presiden AS Joe Biden memberikan pernyataan tentang penarikan AS dari Afghanistan usai dikuasai Taliban, di ruang Roosevelt di Gedung Putih di Washington, AS, 24 Agustus 2021.
Presiden AS Joe Biden memberikan pernyataan tentang penarikan AS dari Afghanistan usai dikuasai Taliban, di ruang Roosevelt di Gedung Putih di Washington, AS, 24 Agustus 2021. /Leah Millis/Reuters

PR DEPOK – Amerika Serikat (AS) menanggapi keputusan Taliban bahwa kelompok tersebut tidak memerlukan kerja sama dalam menghadapi kelompok afiliasi ISIS di Afghanistan.

Bill Roggio, seorang rekan senior di Foundation for Defense of Democracies sepakat bahwa Taliban tidak membutuhkan bantuan AS untuk memburu dan menghancurkan afiliasi ISIS Afghanistan, yang dikenal sebagai Islamic State Khorasan Province, atau ISKP.

Ia menilai bahwa Taliban memiliki kemampuan untuk menekan pergerakan afiliasi ISIS di Afghanistan.

Baca Juga: Hasil Pertandingan dan Kualifikasi Piala Dunia 2022: Belanda Mengamuk Ungguli Gibraltar

“Taliban berjuang selama 20 tahun untuk mengusir AS, dan hal terakhir yang dibutuhkan adalah kembalinya AS. Itu juga tidak membutuhkan bantuan AS Taliban harus melakukan tugas yang sulit dan memakan waktu untuk membasmi sel-sel ISKP dan infrastrukturnya yang terbatas"

"Ia memiliki semua pengetahuan dan alat yang dibutuhkan untuk melakukannya,” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Ia lantas menyebutkan bahwa afiliasi ISIS tidak memiliki keuntungan dari tempat berlindung di Pakistan dan Iran yang memang dikuasai Taliban dalam perangnya melawan AS.

Akan tetapi, Riggio turut memperingatkan bahwa dukungan lama Taliban untuk al-Qaida membuat keraguan bahwa Taliban dapat bermitra dengan AS dalam menekan kelompok ekstremis.

Baca Juga: Anak Nia Daniaty Dicecar Pertanyaan Atas Dugaan Penipuan Rekrutmen CPNS, Kuasa Hukum: Laporan Ditangkis Semua

Pasalnya, Taliban memberi perlindungan kepada al-Qaida sebelum kelompok itu melakukan serangan, yang mendorong invasi AS ke Afghanistan tahun 2001 dan berhasil mengusir Taliban dari kekuasaan.

Dikabarkan sebelumnya, AS dan Taliban telah menggelar pertemuan perdana sejak Afghanistan dikuasai beberapa waktu lalu.

Saat itu, juru bicara politik Taliban Suhail Shaheen mengatakan  pihaknya memastikan tanah Afghanistan tidak digunakan oleh para ekstremis untuk melancarkan serangan terhadap negara lain.

Akan tetapi, Taliban tidak ingin bekerja sama dengan AS dalam mengatasi masalah tersebut.

Baca Juga: Kenzo Eldrago Wong Miliki Wajah yang Lucu bak Orang Korea, Baim Wong Ungkap Penyebabnya

“Kami mampu mengatasi Daesh mandiri,” kata Shaheen.

Dalam pertemuan yang sama, para pejabat AS berupaya bernegosiasi dengan Taliban agar mengizinkan orang AS dan lainnya meninggalkan Afghanistan.

Taliban lantas mengatakan akan memfasilitasi pergerakan berprinsip warga negara asing.

Sementara itu, AS telah setuju untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan yang sangat miskin di ambang bencana ekonomi.

Baca Juga: Cerita Vidi Aldiano Saat Divonis Menderita Kanker: Mungkin Itu Salah Satu Titik Terendah dalam Hidup Gue

Meski demikian, AS menolak untuk memberikan pengakuan politik kepada penguasa baru negara itu.

Pernyataan AS itu kurang definitif, hanya mengatakan bahwa kedua belah pihak membahas pemberian bantuan kemanusiaan yang kuat dari AS, langsung kepada rakyat Afghanistan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x