Lebanon Memanas, 6 Orang Tewas dalam Aksi Protes Penyelidikan Ledakan Pelabuhan Beirut

- 15 Oktober 2021, 15:43 WIB
ilustrasi penembakan di Beirut, Lebanon.
ilustrasi penembakan di Beirut, Lebanon. /
 
PR DEPOK - Enam orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat tembakan ketika pendukung Hizbullah berkumpul layangkan protes terhadap hakim yang menyelidiki ledakan pelabuhan Beirut.
 
Ratusan pendukung Hizbullah dan sekutunya dengan mengenakan pakaian hitam berkumpul di depan Istana Kehakiman Beirut pada Kamis, 14 Oktober 2021 kemarin.
 
Mereka menyerukan pencopotan Hakim Tarek Bitar dari penyelidikan ledakan pelabuhan Beirut yang terjadi tahun lalu, Hizbullah menduh Bitar bias.
 
 
Menurut laporan, sebuah tembakan terdengar dari wilayah Tayyoune di dekat istana, membubarkan para pengunjuk rasa yang tengah protes.
 
Sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka akibat tembakan, kata Palang merah Lebanon sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Jumat, 15 Oktober 2021.
 
Identitas dan afiliasi para penembak tidak segera jelas. Tentara dikerahkan ke daerah itu dan mengirim pasukan untuk mencari orang-orang bersenjata tersebut.
 
Tentara dan pasukan keamanan Lebanon juga telah mendesak warga sipil untuk meninggalkan daerah sekitar insiden itu.
 
Dalam sebuah pernyataan bersama, Hizbullah dan sekutunya Amal menuduh partai Pasukan Kristen Lebanon berada di balik penembakan itu.
 
“Kelompok dari pihak Pasukan Lebanon bubar di atap gedung dan langsung menembak dengan niat untuk membunuh,” bunyi pernyataan itu.
 
 
Pemimpin Pasukan Lebanon Samir Geagea mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dirinya mengutuk bentrokan berdarah itu, tetapi tidak menanggapi tuduhan dari Hizbullah dan Amal.
 
“Alasan utama terjadinya peristiwa ini adalah aliran persenjataan yang longgar dan tersebar luas, yang merupakan ancaman bagi warga di mana saja kapan saja,” ujarnya.
 
Sementara itu, Presiden Michel Aoun mengatakan dalam sebuah pidato singkat bahwa bentrokan itu adalah peristiwa yang menyakitkan dan tidak dapat diterima.
 
“Kami kembali ke hari-hari yang kami katakan tidak akan pernah kami lupakan dan tidak akan pernah kami ulangi,” katanya dalam pidatonya yang disiarkan televisi, mengacu pada perang saudara 15 tahun di negara itu dari tahun 1975 hingga 1990.
 
Sedangkan Perdana Menteri Najib Mikati menyerukan ketenangan dan memperingatkan terhadap upaya untuk menyeret Lebanon ke dalam kekerasan.
 
Tentara Lebanon mengatakan bahwa pihaknya telah menangkap sembilan orang, termasuk seorang Suriah, atas kekerasan tersebut.
 
 
Bentrokan bersenjata telah bergema di ibu kota selama beberapa jam, dengan baku tembak yang melibatkan penembak jitu dan granat berpeluncur roket.
 
Penduduk di lingkungan terdekat mengatakan bahwa bentrokan tetap berlanjut meskipun sukarelawan Pertahanan Sipil tengah mengevakuasi keluarga yang terperangkap di antara baku tembak.
 
Kekerasan meletus di tengah meningkatnya ketegangan atas penyelidikan ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020.
 
Para pengunjuk rasa berkumpul di ibukota Lebanon dua hari setelah kritik paling pedas Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah terhadap Bitar.
 
Nasrallah telah menuduh Hakim Bitar sengaja menargetkan kelompoknya dan mempolitisasi dalam penyelidikan ledakan di pelabuhan Beirut.
 
Bitar telah berbulan-bulan mencoba menanyai mantan menteri Ali Hasan Khalil, Ghazi Zeiter, Nouhad Machnouk, Youssef Finianos, serta mantan Perdana Menteri Hasan Diab.
 
Khalil dan Zeiter tergabung dalam Gerakan Amal, sebuah partai Syiah yang dipimpin oleh Ketua Nabih Berri dan bersekutu erat dengan Hizbullah.
 
 
Hakim juga telah meminta untuk memanggil Kepala Keamanan Umum Mayor Jenderal Abbas Ibrahim dan Kepala Keamanan Negara, Mayor Jenderal Tony Saliba.
 
Namun, kementerian dalam negeri dan Dewan Pertahanan Tinggi tidak memberinya izin untuk melakukannya.
 
Lebih dari 200 orang tewas dan sekitar 6.500 terluka dalam ledakan di pelabuhan Beirut tahun lalu, ketika tumpukan besar amonium nitrat yang telah disimpan dengan tidak aman di pelabuhan selama bertahun-tahun, meledak.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x