Mustafa Izzuddin menyebut pengecualian tersebut sebagai suatu "langkah sementara" politik bagi ASEAN untuk meredakan kritik internasional.
“Ini memastikan reputasi regional [ASEAN] sebagai organisasi yang masih dapat memainkan peran aktif dalam urusan Asia Tenggara,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan langkah itu mengirim "sinyal politik" kepada pemerinta militer Myanmar bahwa ASEAN bukan negara yang bisa didesak.
Selain itu, katanya, langkah ASEAN menunjukkan bahwa Myanmar harus menunjukkan keseriusan dan komitmennya untuk meluncurkan rencana lima poin.***