PR DEPOK - Sekjen PBB Antonio Guterres meminta untuk menunda pertemuan virtual dengan para menteri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada menit-menit terakhir.
Penundaan itu diperuntukkan menghindari sinyal pengakuan terhadap pemerintah militer Myanmar dengan berada di ruang pertemuan virtual yang sama dengan utusan militer.
Pertemuan antara Sekjen PBB dan para menteri luar negeri dari 10 anggota ASEAN, termasuk Wunna Maung Lwin, menteri luar negeri yang ditunjuk oleh militer, dijadwalkan berlangsung hari ini, Jumat, 15 Oktober 2021.
Tetapi sehari sebelumnya, Guterres meminta ASEAN untuk menunda pertemuan hingga waktu yang dapat diadakan dalam format yang disepakati bersama.
Mengingat masalah internasional dan regional yang mendesak yang sedang berlangsung, menurut catatan 8 Oktober dari ketua ASEAN Brunei memberi tahu anggota mengenai penundaan tersebut.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera, para diplomat PBB, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Guterres tidak ingin mendahului keputusan negara-negara anggota PBB tentang siapa yang akan duduk di kursi Myanmar pada badan dunia itu.
Diketahui, para jenderal merebut kekuasaan pada 1 Februari lalu, menahan Aung San Suu Kyi dan para pemimpin pemerintah terpilih lainnya.
ASEAN menyetujui konsensus lima poin dengan Min Aung Hlaing pada April, tetapi para jenderal tidak membuat kemajuan dalam implementasinya.