PR DEPOK - Geng Haiti yang menculik sekelompok misionaris Amerika dan Kanada meminta Rp239 miliar, atau masing-masing Rp14 miliar untuk membebaskan mereka.
Informasi itu dikonfirmasi langsung oleh Menteri Kehakiman Haiti Liszt Quitel dan pembicaraan tengah berlangsung.
"Mereka meminta Rp14 miliar per orang," tuturnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters pada Rabu, 20 Oktober 2021.
Diketahui, beberapa panggilan telepon antara para penculik, yang bernama 400 Mawozo, dan kelompok misionaris telah terjadi sejak mereka menghilang, kata menteri itu.
Di antara 16 orang Amerika dan satu orang Kanada, ada lima anak termasuk seorang bayi berusia 8 bulan yang diculik, menurut Christian Aid Ministries, organisasi misionaris tersebut.
Mereka diculik di daerah yang disebut Croix-des-Bouquets, sekitar 13 km di luar ibu kota, yang didominasi oleh 400 geng Mawozo.
Baca Juga: Kim Seon Ho Minta Maaf Soal Skandal yang Menjeratnya: Saya Menyakiti Mereka dan Bertindak Ceroboh
Sementara itu, Pemerintah AS terus fokus tanpa henti pada kasus penculikan itu. Mereka juga terus berkomunikasi dengan polisi Haiti dan gereja misionaris.
"Sayangnya, ini juga menunjukkan masalah yang jauh lebih besar, bahwa situasi keamanan di sana memang rawan," ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Krisis yang terus tumbuh
Lima imam dan dua biarawati, termasuk dua warga negara Prancis, diculik pada April lalu di Croix-des-Bouquets dan kemudian dibebaskan akhir bulan itu dengan uang tebusan.
Penculikan telah menjadi lebih berani dan biasa di Haiti di tengah krisis politik dan ekonomi yang berkembang.
Dengan setidaknya 628 insiden dalam sembilan bulan pertama di tahun 2021, menurut sebuah laporan oleh Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia nirlaba Haiti (CARDH).
Di sisi lain, warga Haiti telah melakukan pemogokan nasional pada Senin lalu untuk memprotes kejahatan geng dan penculikan, yang telah meningkat selama bertahun-tahun dan telah memburuk sejak pembunuhan terhadap Presiden Jovenel Moise pada Juli lalu.
Untuk diketahui, menurut CARDH, kasus penculikan di Haiti jarang melibatkan orang asing.
Baca Juga: Chelsea vs Malmo FF: Link Live Streaming, Jadwal Pertandingan, dan Prediksi Susunan Pemain
Para korban biasanya adalah orang Haiti kelas menengah yang tidak mampu membayar pengawal tetapi dapat mengumpulkan uang tebusan dengan meminjam uang dari keluarga atau menjual properti.
Krisis yang berkembang di Haiti juga menjadi masalah besar bagi Amerika Serikat.
Ribuan migran Haiti tiba di perbatasan AS-Meksiko bulan lalu, tetapi banyak yang dideportasi ke negara asal mereka tak lama kemudian.***