Pertama Kalinya, Peneliti AS Sukses Transplantasi Ginjal Babi ke Tubuh Manusia

- 21 Oktober 2021, 15:56 WIB
Ilustrasi - Peneliti di AS untuk pertama kalinya sukses menguji transplantasi ginjal babi kepada manusia tanpa memicu penolakan sistem kekebalan tubuh manusia.
Ilustrasi - Peneliti di AS untuk pertama kalinya sukses menguji transplantasi ginjal babi kepada manusia tanpa memicu penolakan sistem kekebalan tubuh manusia. /Pixabay/RoyBuri./

PR DEPOK - Para peneliti di Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya berhasil menguji transplantasi ginjal babi kepada manusia tanpa memicu penolakan oleh sistem kekebalan tubuh manusia.

Prosedur transplantasi yang dilakukan di NYU Langone Health di New York ini melibatkan penggunaan ginjal babi yang mana gennya telah diubah.

Gen babi yang telah diubah ini menyebabkan jaringannya tidak lagi mengandung molekul yang akan memicu penolakan oleh tubuh manusia.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Luncurkan Layanan Kartu Digital, Berikut Deretan Manfaat yang Bisa Didapatkan

Seorang ahli bedah Dr. Robert Montgomery, yang memimpin penelitian, mengatakan uji coba ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari keluarga sang penerima transplantasi.

“Hasil tes fungsi ginjal yang ditransplantasikan tampak cukup normal,” kata Dr. Robert Montgomery sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters pada Kamis, 21 Oktober 2021.

Lebih lanjut, ahli bedah itu menjelaskan bahwa ginjal babi itu tidak ada bukti penolakan awal yang kuat terlihat ketika tidak dimodifikasi ditransplantasikan ke primata non-manusia.

“Tingkat kreatinin abnormal penerima indikator fungsi ginjal yang buruk kembali normal setelah transplantasi,” katanya menjelaskan.

Baca Juga: Maverick Vinales Siap Comeback di MotoGP Emilia Romagna Usai Masa Berkabung Berakhir

Menurut United Network for Organ Sharing, hampir 107 ribu orang di AS saat ini menunggu transplantasi organ, termasuk lebih dari 90 ribu sedang menunggu transplantasi ginjal.

Berdasarkan kabar yang dihimpun, waktu tunggu untuk mendapatkan transplantasi ginjal di AS rata-rata memakan waktu tiga sampai lima tahun.

Meski tes transplantasi ini sudah berhasil, produk medis yang dikembangkan dari babi ini masih memerlukan persetujuan FDA khusus sebelum digunakan pada manusia.

Selain itu peneliti lain pun sedang mempertimbangkan apakah babi GalSafe atau babi yang diubah secara genetik ini dapat menjadi sumber transplantasi mulai dari katup jantung hingga cangkok kulit untuk pasien manusia.

Baca Juga: Al Fatih Dinilai Kurang Pas Disandingkan dengan Soekarno, Fahri Hamzah: Jangan Sepihak, Turkinya Mau Gak?

Sebagai informasi, babi GalSafe ini dikembangkan oleh unit Revivicor United Therapeutics Corp sebagai makanan bagi orang-orang dengan alergi daging dan sebagai sumber potensial terapi manusia.

“Eksperimen transplantasi ginjal NYU harus membuka jalan bagi percobaan pada pasien dengan gagal ginjal stadium akhir, mungkin dalam satu atau dua tahun ke depan,” kata Dr. Robert Montgomery.

“Para peneliti bekerja dengan ahli etika medis, ahli hukum dan agama untuk memeriksa konsep sebelum meminta keluarga untuk akses sementara ke pasien mati otak,” pungkasnya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x