Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Yaman, Pengacara HAM di Inggris Tuntut Arab Saudi dan UEA

- 21 Oktober 2021, 16:40 WIB
Ilustrasi kondisi Yaman saat perang berlangsung.
Ilustrasi kondisi Yaman saat perang berlangsung. /jones814/Pixabay

Hal itu memaksa pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional untuk melarikan diri.

Pertempuran meningkat pada Maret 2015, ketika koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi dan menampilkan UEA campur tangan dalam upaya untuk memulihkan pemerintahan Hadi.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Luncurkan Layanan Kartu Digital, Berikut Deretan Manfaat yang Bisa Didapatkan

Pada tahun-tahun sejak itu, konflik sebagian besar telah menemui jalan buntu. Kedua belah pihak telah dituduh melakukan kejahatan perang.

Pertempuran itu telah menewaskan puluhan ribu orang dan melahirkan diri yang kemudian disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Juru kampanye hak global memuji langkah Guernica 37 untuk meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang bertikai atas dugaan pelanggaran.

Baca Juga: Maverick Vinales Siap Comeback di MotoGP Emilia Romagna Usai Masa Berkabung Berakhir

“Penduduk Yaman yang babak belur telah mengalami lebih dari tujuh tahun penderitaan dan rasa sakit tanpa henti", 

"Apapun yang mengarah pada permintaan pertanggungjawaban atas kejahatan perang di Yaman harus disambut dengan baik," kata Oliver Feeley-Sprague, direktur program senjata Amnesty Inggris..***

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x