Ned Price mencatat bantuan dana darurat tersebut dimaksudkan untuk membantu Sudan dalam transisi demokrasinya dan menegaskan AS sedang mengevaluasi langkah selanjutnya.
Lebih lanjut Jubir Departemen Luar Negeri AS itu menambahkan bahwa Washington menganggap langkah yang dilakukan al-Burhan sebagai "pengambilalihan militer".
Di sisi lain, Abdalla Hamdok mengatakan gerakan itu mewakili 'kudeta penuh' dan meminta rakyat Sudan turun ke jalan guna membela revolusi secara damai.
Pengunjuk rasa menanggapi kudeta yang dilakukan militer tersebut dengan memblokade jalan dengan membakar ban di ibu kota Khartoum.
Baca Juga: Militer Ambil Alih Pemerintah Sipil Sudan, 7 Orang Tewas dan 140 Luka-luka dalam Aksi Protes
Bahkan para pengunjuk rasa mendapatkan tembakan dari pasukan militer hingga menyebabkan tujuh orang tewas dan 140 orang terluka.
Tindakan tersebut telah dikutuk oleh beberapa kekuatan internasional, termasuk PBB dan Uni Afrika, yang sejak itu menangguhkan keanggotaan Sudan.
Seorang rekan senior di Malcolm H Kerr Carnegie Middle East Center, Yezid Sayigh, menanggapi situasi yang terjadi di Sudan saat ini.
Ia mengatakan perkembangan insiden bentrokan itu akan berdampak buruk pada upaya Washington untuk mendukung transisi demokrasi.