Gara-gara Bela Palestina, Wanita Israel Ini Harus Keluar-Masuk Penjara

- 3 November 2021, 14:40 WIB
Ilustrasi bendera Palestina yang dikibarkan.
Ilustrasi bendera Palestina yang dikibarkan. /Pexels/Ömer Faruk Yıldız

PR DEPOK – Seorang wanita Israel bernama Shahar Perets harus mendekam di penjara, lantaran sikapnya yang membela Palestina.

Hukuman kurungan ini bukan kali pertama dialami wanita muda Israel ini.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, Shahar Perets terpaksa menjalani masa kurungannya yang ketiga kali karena mati-matian membela Palestina.

Baca Juga: Cara Cek Online Daftar Nama Penerima Bansos PKH Pakai KTP, Bisa Lewat HP di cekbansos.kemesos.go.id

Shahar Perets telah ditangkap oleh pasukan keamanan untuk karena menolak bergabung dengan tentara sebagai tentara rezim Zionis.

Dalam email yang dikirim ke pendukung-individu yang menolak untuk bergabung dengan tentara Israel sebagai protes atas pendudukan Palestina, ia mengatakan bahwa baru-baru ini ia harus merayakan ulang tahunnya yang ke-19 di balik tirai besi penjara.

Ia juga turut menggambarkan situasi di dalam penjara.

Baca Juga: Liverpool vs Atletico Madrid di Liga Champions: Jadwal, Prediksi Susunan Pemain, dan Link Live Streaming

Menurutnya, ia telah dilarang oleh tentara Israel untuk menulis tentang pengalaman dan penindasannya selama di penjara.

Bahkan waktu menulis pun dibatasi, yang ia akui bahwa pihak berwenang terkadang hanya memberikan waktu sepuluh menit per hari.

Maka dari itu, wanita muda ini terang-terangan menyebutkan bahwa pihak wewenang Israel memang berupaya membungkamnya.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Bicarakan Soal Pemberian Layanan Pasca Pandemi Bersama Kemenkes dan Kemendagri

“Militer tidak ingin saya menulis, berbicara atau berbagi pemikiran saya. Mereka berusaha membungkam saya. Membungkam lawan politik adalah bagian kecil dari pola perilaku yang lebih keras membungkam perjuangan Palestina untuk hak asasi manusia di tepi Barat dan Gaza," kata Perets.

Tidak hanya itu, ia menjelaskan bahwa ia telah dituding sebagai pengkhianat atas pembelaannya terhadap Palestina.

Meski demikian, ia tetap pada pendirian untuk tidak bergabung dengan tentara Israel, lantaran tidak ingin menindas rakyat Palestina.

Baca Juga: Newcastle Incar Unai Emery dan Berencana Diresmikan Sebelum Akhir Pekan Ini

"Beberapa orang menyebut saya pengkhianat atau mengatakan saya tidak peduli dengan orang-orang saya. Saya memutuskan untuk tidak bergabung dengan tentara karena saya tidak ingin mengambil bagian dalam penindasan jutaan orang yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza," ujarnya.

Atas situasi yang dialami wanita muda tersebut, orang tuanya sempat memberikan tanggapan.

Dalam sebuah wawancara dengan salah satu media, terungkap bahwa orang tuanya sepenuhnya mendukung keputusan wanita muda ini untuk menolak wajib militer Israel.

Baca Juga: Begini Upaya China dan Rusia kembali Minta PBB Ringankan Sanksi terhadap Korea Utara

Sebagai informasi, berdasarkan hukum internasional, hak untuk menolak dinas militer atas dasar hati nurani didasarkan pada Pasal 18 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, yang menjamin hak atas kebebasan berpikir, hati nurani, dan beragama atau berkeyakinan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Vocket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah