Aksi Protes terhadap Hasil Pemilu di Irak Berubah Menjadi Bentrokan antara Massa dengan Pasukan Keamanan

- 6 November 2021, 13:50 WIB
Pendukung kelompok bersenjata Syiah Irak lari dari pasukan keamanan setelah terjadi bentrok selama protes terhadap hasil pemilu di Baghdad, Irak, 5 November 2021.
Pendukung kelompok bersenjata Syiah Irak lari dari pasukan keamanan setelah terjadi bentrok selama protes terhadap hasil pemilu di Baghdad, Irak, 5 November 2021. /Ahmed Saad/Reuters

Dalam upaya untuk meredam situasi, beberapa pemimpin politik, termasuk Ammar al-Hakim, pemimpin gerakan al-Hikma Haider al-Abadi, mantan Perdana Menteri Hadi al-Amiri, pemimpin Organisasi Badr dan Qais al-Khazali, dan pemimpin Asa'ib Ahl al-Haq menyerukan ketenangan.

Protes datang sebagai tanggapan atas hasil pemilu baru-baru ini yang mengungkapkan bahwa beberapa kelompok politik pro-Iran, yang sebagian besar adalah bagian dari Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), telah memperoleh sedikit kursi di parlemen Irak yang baru.

Baca Juga: Cara Gunakan Aplikasi E-Uji Emisi untuk Mengecek Kendaraan Sudah Pernah Uji Emisi atau Belum

Faksi pro-Iran yang dipimpin oleh Organisasi Badr Asa'ib Ahl al-Haq dan Kata'ib Hezbollah mengalami penurunan kursi dari 47 dalam pemilihan 2018 menjadi sekitar 20 kursi di pemilu kali ini.

Pemimpin Syiah berpengaruh Muqtada al-Sadr, yang berkampanye sebagai seorang nasionalis dan kritikus Iran, muncul sebagai salah satu pemenang terbesar, mengamankan 74 kursi di parlemen Irak yang beranggotakan 329 orang.

Blok parlemen terbesar memiliki hak eksklusif untuk mencalonkan perdana menteri dan membentuk pemerintahan, yang merupakan ancaman nyata bagi keberadaan dan pengaruh faksi-faksi yang didukung Iran.

Baca Juga: Kasus Alec Baldwin Buat Dwayne Johnson Enggan Gunakan Senjata Asli saat Syuting Film

"Kecurangan yang terjadi dalam pemilihan legislatif baru-baru ini, di bawah pengawasan Perdana Menteri Irak al-Kadhimi telah mendapat penolakan luas"

"Komite Penyelenggara Demonstrasi Menolak Hasil Pemilihan," tutur kelompok politik pro-Iran itu.

Meskipun panitia penyelenggara mengklaim dalam pernyataan mereka bahwa ada beberapa korban jiwa di antara para pengunjuk rasa, sumber keamanan mengatakan bahwa ada satu kematian yang dikonfirmasi.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Middle East Eye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah