Takut Dibunuh, Hacker Asal Rusia Minta Maaf Usai Bocorkan Data Sensitif Milik Keluarga Kerajaan Arab Saudi

- 15 November 2021, 11:25 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. /Reuters

PR DEPOK - Kelompok peretas atau hacker ransomware asal Rusia bernama Conti membuat publik heboh usai berhasil mencuri data sensitif milik kerajaan Arab Saudi.

Namun tak lama setelah melakukan tindakan ilegal tersebut, mereka bergegas meminta maaf dan mengaku tidak bermaksud membuat keluarga kerajaan marah.

Beberapa ahli yang turut menyoroti aksi tersebut menilai kelompok hacker asal Rusia itu ketar-ketir lantaran takut diincar dan dibunuh oleh pihak kerajaan sebagai tindakan balas dendam.

Baca Juga: Denny Sumargo Sumbangkan Hasil Adsense YouTube untuk Gala Sky, Viewers Konten Bareng Vanessa Angel Melejit

Sebelumnya, komplotan hacker merilis ribuan file yang dicuri dari gudang data yang ada di Graff Diamonds, toko perhiasan ternama di Inggris.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Times, tak hanya milik keluarga kerajaan Arab Saudi, data milik deretan tokoh dunia juga bocor diretas Conti.

Beberapa tokoh yang juga menjadi korban antara lain David Beckham, Oprah Winfrey, Donald Trump, keluarga kerajaan UEA hingga Qatar.

Baca Juga: Sinopsis Film Ghost Rider: Spirit of Vengeance, Mantan Stunt Rider Membuat Kesepakatan dengan Iblis Mematikan

"Berdasarkan temuan kami, data-data milik tokoh dunia itu tidak ditinjau dengan benar sebelum akhirnya diunggah ke situs penyimpanan data mereka (Graff Diamonds)"

"Tetapi kami menjamin setiap informasi yang berkaitan dengan anggota keluarga kerajaan Arab Saudi, UEA, dan Qatar akan kami hapus tanpa disebarluaskan," tutur hacker melalui sebuah pengakuan yang disampaikan ke pihak kerajaan.

Selain menghapus data yang sempat diretas, kelompok hacker berjanji untuk tidak memperjualbelikan data tersebut.

Baca Juga: Balapan ATC di Sirkuit Mandalika Tertunda, Ini Penjalasan dari Gubernur NTB Zulkieflimansyah

Sebagian pakar keamanan siber menilai, kelompok hacker itu sebenarnya berniat mengusik pemimpin Timur Tengah, terutama Pangeran Arab Saudi yakni Mohammed bin Salman yang sempat terlibat dalam dugaan kasus pembunuhan jurnalis bernama Jamal Khashoggi.

Saat itu, Jamal Khashoggi mencoba mempublikasikan beberapa rahasia milik keluarga kerajaan.

Namun sebagian ahli menganggap permintaan maaf yang dirilis kelompok hacker itu sengaja dibuat untuk menimbulkan kebingungan publik.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah