Anak Mantan Presiden Libya Muammar Gaddafi Siap Maju di Pencalonan Presiden Bulan Depan

- 15 November 2021, 19:05 WIB
Anak Mantan Presiden Libya Muammar Gaddafi.
Anak Mantan Presiden Libya Muammar Gaddafi. /Reuters

PR DEPOK - Putra mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi, Saif al-Islam Gaddafi, telah terdaftar sebagai calon presiden untuk pemilihan Desember mendatang.

"Saif al-Islam al-Gaddafi mengajukan pencalonannya untuk pemilihan presiden ke kantor Komisi Pemilihan Nasional Tinggi di kota Sebha," tulis sebuah pernyataan komisi mengatakan, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Senin, 15 November 2021.

Diketahui, Gaddafi adalah salah satu tokoh paling menonjol yang diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai Presiden Libya.

Baca Juga: Ungkapan Cristiano Ronaldo Usai Portugal Takluk dari Serbia: Tujuan Tampil di Piala Dunia 2022 Masih Hidup

Selain itu, komandan pemberontak wilayah timur Libya Khalifa Haftar, Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah dan Ketua parlemen Aguila Saleh juga turut dikabarkan akan maju pencalonan presiden.

Foto-foto yang diunggah di media sosial menunjukkan Gaddafi, dengan janggut abu-abu dan mengenakan kacamata dan jubah cokelat tradisional dan sorban, menandatangani dokumen di pusat pendaftaran di kota selatan Sebha pada Minggu kemarin.

Terlepas dari dukungan publik dari sebagian besar faksi Libya dan kekuatan asing untuk pemilihan pada 24 Desember, pemungutan suara masih diragukan karena entitas yang bersaing memperebutkan aturan dan jadwal.

Baca Juga: Novel Baswedan Soal Pernyataan Bupati Banyumas: Takut Kena OTT, Jangan Terima Suap!

Sebuah konferensi besar di Paris pada Jumat pekan lalu sepakat untuk memberikan sanksi kepada mereka yang mengganggu atau mencegah pemungutan suara.

Namun, menurut persetujuan konferensi Paris itu, masih belum ada kesepakatan tentang aturan untuk mengatur siapa yang boleh mencalonkan diri.

Pemilihan itu dianggap sebagai momen penting dalam proses perdamaian yang didukung PBB untuk mengakhiri satu dekade kekacauan kekerasan yang telah menarik kekuatan regional sejak pemberontakan yang didukung NATO terhadap Muammar Gaddafi pada 2011.\

Baca Juga: Tak Pegang Ponsel, Felicya Angelista Minta Maaf pada Caesar Hito karena Telat Sadari Ini: Maaf Baru...

Lebih jauh, era Gaddafi masih dikenang oleh banyak orang Libya sebagai salah satu otokrasi yang keras.

Sementara anaknya, Saif al-Islam Gaddafi maupun tokoh-tokoh rezim sebelumnya telah keluar dari kekuasaan begitu lama, mereka mungkin merasa sulit untuk memobilisasi dukungan sebanyak saingan utama.

Saif al-Islam Gaddafi tetap menjadi rahasia bagi banyak orang Libya, setelah menghabiskan satu dekade terakhir dari pandangan publik sejak penangkapannya pada tahun 2011 oleh pejuang dari wilayah pegunungan Zintan.

Baca Juga: Denny Sumargo Soal Tubagus Joddy Jadi Tersangka dan Tahanan Polisi: Dia Pasti Belajar dari Kesalahan...

Dia memberikan wawancara kepada New York Times awal tahun ini tetapi belum menampakkannya dengan berbicara langsung di Libya.

Memperumit ambisi kepresidenannya, Gaddafi diadili secara in absentia pada tahun 2015 oleh pengadilan Tripoli di mana ia muncul melalui tautan video dari Zintan.

Dia dijatuhi hukuman mati karena kejahatan perang, termasuk pembunuhan pengunjuk rasa selama pemberontakan satu dekade lalu, tetapi kemudian diampuni.

Baca Juga: 5 Cara Melindungi Kesehatan Mata Anak, Orang Tua Coba Lakukan Mulai Sekarang

Selain itu, Saif al-Islam Gaddafi juga dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah