Seorang jaksa yang bernama David McDonald mengatakan cuitan tersebut diterima pada pukul 22.00 malam.
"Sekitar jam 10 malam pada Jumat, 2 Agustus 2019, sebuah tweet dikirim ke akun Twitter Bandara Glasgow," tulisnya.
Kemudian ia menuturkan bahwa Glendon Gulliver telah dijadwalkan untuk terbang pada keesokan harinya.
"Pada pukul 9.05 pada hari Sabtu, 3 Agustus 2019, United Airlines Boeing 757 nomor penerbangan UA162 dijadwalkan akan berangkat dari Bandara Glasgow menuju Bandara Newark, New York," tuturnya.
Menanggapi kabar tersebut, pihak manajer Bandara Glasgow segera menghubungi polisi untuk dilakukan hukuman lebih lanjut.
"Sekitar pukul 7 pagi pada hari Sabtu, 3 Agustus 2019, Mark Scott, seorang manajer yang bertugas di Bandara Glasgow, mengetahui tweet tersebut dan menghubungi polisi," katanya.
Pada saat di tes keesokan harinya, ia terbukti sedang dalam pengaruh minuman beralkohol setelah gagal melewati tes nafas.
Dikabarkan, dalam pesawat tersebut, terdapat sekitar 177 orang yang keselamatannya terancam apabila Glendon Gulliver diizinkan untuk menerbangkan pesawatnya.