Karena Taliban, Guru Asal Afghanistan Ini Rela Menjadi Tukang Semir Sepatu

- 11 Desember 2021, 16:59 WIB
Karena Taliban, seorang guru Afghanistan berubah pekerjaan menjadi tukang semir sepatu, begini ceritanya.
Karena Taliban, seorang guru Afghanistan berubah pekerjaan menjadi tukang semir sepatu, begini ceritanya. /Pixabay/webandi/

PR DEPOK - Kisah pilu telah dialami oleh seorang guru yang berasal dari Afghanistan.

Hadia Ahmadi, nama guru tersebut, terpaksa harus kehilangan pekerjaannya sebagai seorang guru yang telah menjadi pekerjaan utamanya selama ini.

Berdasarkan laporan, Hadia Ahmadi kehilangan profesinya sebagai guru sejak Taliban berhasil merebut ibu kota Afghanistan, Kabul pada Agustus silam.

Seperti yang diketahui, Taliban memiliki kebijakan yaitu tidak mengizinkan perempuan bekerja di luar rumah. Taliban sangat membatasi kesempatan kerja bagi perempuan, salah satunya Hadia Ahmadi.

Baca Juga: Meski Disanksi WADA, Indonesia Masih Boleh Gunakan Atribut Bernuansa Merah Putih

Namun, dirinya tidak kehilangan cara untuk terus menghidupi keluarganya yang mengalami krisis ekonomi.

Hadia Ahmadi mengatakan kini dirinya rela menjadi tukang semir sepatu di pinggir jalan.

Dirinya mengungkapkan alasan ia menjadi tukang semir sepatu, lantaran ia sering melihat anak-anaknya kelaparan.

“Saya beralih ke tukang semir sepatu ketika saya melihat anak-anak saya lapar,” katanya dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Mengenang Sosok Almarhum Mang Oded: Begini Cerita Wali Kota Gorontalo dan Mantan Pejabat Lainnya

Berdasarkan kabar yang dihimpun, Hadia Ahmadi telah berumur 43 tahun, dan merupakan seorang guru di berbagai sekolah di Afghanistan.

Setelah 10 tahun bekerja sebagai guru, dirinya terpaksa harus kehilangan pekerjaan tersebut setelah Taliban menguasai Afghanistan dan membatasi pendidikan untuk anak-anak, serta membatasi perempuan untuk bekerja di luar rumah.

Dia mengungkapkan dulu keluarganya termasuk keluarga yang berada, dengan seorang suami yang bekerja sebagai koki di sebuah perusahaan swasta dan seorang putri yang bekerja sebagai pegawai di sebuah instansi pemerintah.

Namun belum lama ini, suaminya dan putrinya itu juga turut kehilangan pekerjaannya dan keluarganya kini mengalami krisis ekonomi.

Baca Juga: Soal Kasus Guru Perkosa 12 Santriwati di Pesantren Bandung, Menag: Semua Tindak Asusila Harus Diberantas!

Bahkan, anak keduanya yang berjenis kelamin laki-laki, terpaksa tidak melanjutkan kuliahnya di bidang ilmu komputer karena keluarganya tak mampu lagi membayar uang sekolah.

“Kami menghabiskan hari demi hari dengan kelaparan sekarang, dan untuk saat ini, tidak ada seorang pun di keluarga kami yang dapat mendukung kami semua secara finansial,” ungkap dia.

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah memperingatkan bencana kemanusiaan di Afghanistan dan berusaha untuk mengumpulkan dana sebesar $4,5 miliar untuk membantu penduduk Afghanistan yang terdampak.

Akan tetapi, bantuan asing kini telah diblokir oleh pemerintahan Taliban, dan sistem bank di Afghanistan hampir runtuh, sehingga ekonomi Afghanistan sudah sangat krisis berkat kekurangan uang tunai.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah