Adapun situasi panas tersebut diprediksi akan menyebabkan lebih banyak kematian.
Tidak hanya itu, dampak dari suhu panas pada tahun 2022 juga akan merusak produksi pangan.
Berdasarkan hasil analisis perserikatan bangsa-bangsa (PBB), akibat cuaca panas maka hasil panen global bisa turun sekitar 30 persen karena perubahan iklim.
Baca Juga: Said Didu Kritik Yunarto Soal 'Tolnya Jokowi': Jalan Tol Bukan Milik Negara apalagi Jokowi, Jelas?
Sedangkan dampaknya pada permintaan pangan, diperkirakan akan melonjak 50 persen dalam beberapa dekade mendatang.
Mengenai suhu panas tahun 2022, pakar prediksi iklim dari Kantor Meteorologi Doug Smith menjelaskan bahwa serangkaian kenaikan suhu rata-rata sejak tahun 2015.
"Menutupi variasi suhu yang cukup besar di seluruh dunia," kata Doug Smith dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Bruno Cantanhede Siap Berikan Bobotoh Bahagia Selama Membela Persib Bandung
Lalu, ada lokasi-lokasi di dunia saat ini juga sudah mulai mengalami kenaikan suhu.
"Beberapa lokasi seperti Arktik telah menghangat beberapa derajat sejak masa pra-industri," kata Doug Smith.