Trenggiling Diduga Jadi Inang Perantara Paling Mungkin untuk Virus Corona

- 7 Februari 2020, 17:16 WIB
trenggiling.*
trenggiling.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Virus corona di Tiongkok bisa menyebar dari kelelawar ke manusia melalui perdagangan ilegal trenggiling, satu-satunya mamalia bersisik di dunia yang digunakan di Asia untuk makanan dan obat-obatan.

Hal itu diungkapkan ilmuwan Tiongkok sebagaimana ditulis Reuters dan dicuplik Antara, Jumat 7 Februari 2020.

Meskipun dilindungi hukum internasional, trenggiling adalah salah satu mamalia paling diperdagangkan di Asia karena dagingnya dianggap lezat di negara-negara seperti Tiongkok. Sisiknya digunakan untuk obat tradisional, menurut World Wildlife Fund.

Baca Juga: Virus Corona Tidak Menular Lewat Tatapan Mata

Baca Juga: Kirk Douglas Meniggal Dunia, Pernah Bintangi Enam Film Legendaris dan Dua di Antaranya Karya Stanley Kubrick

"Penemuan terbaru ini akan sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian (virus)," ujar perwakilan South China Agricultural University, yang memimpin penelitia via situs resminya.

Virus corona yang telah menewaskan 636 orang di daratan Tiongkok. Diyakini, penyebarannya telah dimulai dari pasar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei tengah, yang juga menjual hewan liar dalam kondisi hidup.

Para ahli kesehatan berpendapat, virus itu mungkin berasal dari kelelawar dan kemudian ditularkan ke manusia melalui spesies lain.

Urutan genom dari regangan virus corona yang dipisahkan dari trenggiling dalam penelitian ini 99 persen identik dengan orang yang terinfeksi. Demikian isi laporan kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua.

Baca Juga: Sony Masih Belum Patenkan Harga Playstation 5 yang Ditunggu-tunggu

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa trenggiling menjadi "inang perantara yang paling mungkin".

Akan tetapi Dirk Pfeiffer, profesor kedokteran hewan di City University Hong Kong memperingatkan bahwa penelitian itu masih jauh untuk membuktikan trenggiling telah menularkan virus.

"Anda hanya dapat menarik simpulan yang lebih pasti jika membandingkan prevalensi (dari virus corona) antara spesies yang berbeda berdasarkan sampel yang representatif, yang hampir pasti tidak," kata dia.

Meski begitu, penularan ke manusia melalui pasar makanan masih perlu dibuktikan,” kata Pfeiffer.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x