"Dia diklasifikasikan sebagai orang kelas bawah (miskin)," ujar pejabat yang enggan mengungkap identitas pembelot lebih jauh karena alasan privasi.
Meski akhirnya memutuskan kembali ke Korea Utara, para pejabat militer Korea Selatan tidak melihat adanya tanda-tanda pria itu sengaja dikirim sebagai mata-mata dari negaranya.
Baca Juga: Premium Batal Dihapus tapi Masyarakat Tak Menemukannya di SPBU, Cipta Panca: Dagelan
Sementara itu, hingga kini Pemerintah Korea Utara belum juga melaporkan kondisi pembelot itu.
Dengan demikian, belum bisa dikonfirmasi kemungkinan pembelot itu masih hidup atau hukuman yang akan diberikan kepadanya.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan bahwa kepolisian di Nowon, Seoul Utara telah memberikan perlindungan dan jaminan keselamatan kepada pembelot tersebut.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Tegaskan Indonesia Tak Bisa Jadi Negara Khilafah: Itukan Menyalahi Kesepakatan
Perlindungan itu diberikan lantaran adanya kekhawatiran tentang kemungkinan ia akan kembali ke Utara meski kala itu gerak-geriknya tidak mengindikasikan tindakan demikian.
Di sisi lain, seorang pejabat Kementerian Unifikasi Seoul yang menangani urusan lintas batas antar-Korea menegaskan bahwa sang pembelot sudah menerima dukungan dari pemerintah dalam bentuk jaminan keselamatan, tempat tinggal, perawatan medis, dan pekerjaan.
Selama tinggal di Korea Selatan pun, pria itu sangat jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar.