"Sama seperti varian sebelumnya, Omicron membuat orang berada di rumah sakit dan membunuh orang," ia menambahkan, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
Dia memperingatkan tsunami kasus ketika infeksi global melonjak ke rekor yang dipicu oleh Omicron dan Delta.
Misalnya sistem perawatan kesehatan kewalahan, dan pemerintah berjuang untuk menjinakkan virus, yang telah menewaskan lebih dari 5,8 juta orang.
Baca Juga: Soroti Pencopotan Dirut Energi Primer PLN Imbas Krisis Batu Bara, Said Didu Singgung Kementrian ESDM
Tedros mengulangi seruannya untuk kesetaraan yang lebih besar secara global dalam distribusi dan akses ke vaksin.
Berdasarkan tingkat peluncuran vaksin saat ini, 109 negara akan kehilangan target WHO untuk 70 persen populasi dunia untuk divaksinasi penuh pada Juli.
Tujuan itu dipandang membantu mengakhiri fase akut pandemi.
Baca Juga: Coach Robert Jelang Laga Persib Bandung vs Persita Tangerang: Langkah Awal untuk Capai Target Juara
"Peningkatan demi peningkatan di sejumlah kecil negara tidak akan mengakhiri pandemi sementara miliaran tetap sama sekali tidak terlindungi," katanya.
Penasihat WHO Bruce Aylward mengatakan 36 negara bahkan belum mencapai 10 persen cakupan vaksinasi. Di antara pasien parah di seluruh dunia, 80 persen tidak divaksinasi.