Laporkan 763 Kasus Baru Virus Corona, Begini Nasib Buruh WNI di Daegu

- 24 Februari 2020, 15:07 WIB
SEJUMLAH pemuda peserta wajib militer menggunakan masker untuk menghindari bahaya virus corona saat mengikuti ujian menjadi pelayan nasional di Seoul, Korea Selatan, 3 Februari 2020.*
SEJUMLAH pemuda peserta wajib militer menggunakan masker untuk menghindari bahaya virus corona saat mengikuti ujian menjadi pelayan nasional di Seoul, Korea Selatan, 3 Februari 2020.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Dua buruh asal Indonesia yang bekerja di selatan Kota Daegu, Korea Selatan, mengaku masih harus bekerja meski kota tersebut sudah menjadi pusat penyebaran utama virus corona.

Mereka mengaku tempat tinggal para buruh pabrik dengan penduduk Kota Daegu memang tidak terlalu dekat, sehingga kontak antara satu sama lain pun minim dilakukan.

"Pada umumnya, para buruh di Daegu tinggal di asrama dekat pabrik yang disediakan oleh perusahaan, sehingga kontak dengan penduduk kota yang meningkatkan risiko virus corona bisa diminimalkan," kata seorang buruh produsen plastik di Daegu, Erik Priana melalui telepon seperti dikutip dari Antara oleh pikiranrakyat-bekasi.com.

Baca Juga: Beredar Isu Ada Telur Palsu di Cilacap, Simak Faktanya

Sebagai upaya perlindungan dan pencegahan penularan virus corona, Erik menuturkan bahwa para pemimpin pabrik di Daegu meminta buruh untuk tidak keluar dari asrama, dan melarang kunjungan ke pusat kota selama satu bulan terakhir.

Demi memaksimalkan upaya pencegahan, perusahaan tempat Erik bekerja bahkan menyediakan layanan titip belanja bagi para buruh yang membutuhkan bahan makanan.

Erik mengaku sempat "mencuri waktu" untuk mengunjungi pusat kota pada akhir pekan itu. Dalam pantauannya, situasi kota yang biasanya padat, kini sangat sepi, banyak toko yang tutup, dan apotek juga tidak beroperasi.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Simak 5 Manfaat Kurma bagi Kesehatan Tubuh

Wabah itu juga berdampak pada ekonomi pemilik restoran Indonesia lantaran minimnya pengunjung.

"Restoran-restoran Indonesia di sini sangat berkurang pengunjungnya," ujarnya.

Bukan hanya ekonomi restoran, virus corona juga berdampak pada distribusi hasil produksi pabrik. Pengurangan jumlah distribusi berimbas pada upah para buruh, lantaran jumlah pendapatan perusahaan berkurang.

Baca Juga: Beredar Video Warga Tiongkok Berlarian ke Vietnam Hindari Virus Corona, Simak Faktanya

"Karena pesanan berkurang, maka jam kerja juga berkurang. Upah pun turun tajam," terangnya.

Keadaan serupa diungkapkan oleh Daffi Syahputra, yang telah bekerja selama hampir tiga tahun di pabrikknalpot pemasok Hyundai di Daegu.

Sejak wabah virus corona membengkak di Daegu, Daffi mengaku ia tak pernah melakukan aktifitas lain di luar tempat tinggal dan tempat kerjanya.

Baca Juga: Warga Jabodetabek Diimbau untuk Waspadai Cuaca Ekstrem hingga Akhir Bulan Februari

"Selama ini saya hanya keluar kos untuk berangkat kerja dan keperluan mendesak," kata pria 23 tahun asal Jakarta itu.

Ia mengakui bahwa pabrik-pabrik di Daegu sangat awas terhadap virus corona karena, karena hal itu menyangkut keselamatan bisnis mereka.

Jika ada satu saja buruh yang terindikasi terjangkit virus corona atau COVID-19, pabrik tempat dia bekerja harus berhenti beroperasi selama satu pekan untuk disterilkan. Jika hal itu terjadi, tentu saja pabrik akan merugi karena proses produksi dihentikan.

Baca Juga: Simak 4 Hal yang Dapat Dilakukan untuk Meredam Emosi

Dalam tiga hari terakhir, Daegu mengalami lonjakan pasien wabah virus corona. Dalam hitungan hari, ratusan pasien baru yang positif terjangkit virus corona bermunculan.

Hingga Senin pagi waktu setempat, pasien wabah virus corona di seluruh Korea Selatan bertambah 161 orang dari hari sebelumnya, menjadi 763. Semua tambahan kasus positif virus corona itu berasal dari Daegu.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x