"Saya menghemat dari bekerja sebagai buruh harian. Uang itu dibakar dalam api.
"Saya sekarang berada di bawah langit terbuka. Saya kehilangan mimpi saya," tandasnya.
Pada bulan Maret tahun lalu, 15 orang tewas dan sekitar 50.000 orang kehilangan tempat tinggal di Bangladesh.
Baca Juga: Lagu BTS Butter jadi Terlaris Tahun 2021 di Amerika Serikat, Total Terjual 1,8 Juta Copy
Hal itu disebabkan kebakaran besar yang juga menghancurkan rumah-rumah Rohingya di pemukiman pengungsi terbesar di dunia.
Mohammad Yasin, pengungsi lain, mengeluhkan kurangnya peralatan keselamatan kebakaran di kamp-kamp.
"Kebakaran sering terjadi di sini. Tidak mungkin kami memadamkan api. Tidak ada air.
Baca Juga: Bantah Kabar Laboratorium Biologi Kontroversialnya Disita, Kazakhstan: Fasilitasnya Dijaga
“Rumah saya terbakar. Banyak dokumen yang saya bawa dari Myanmar juga ikut terbakar. Dan di sini dingin," katanya.
Bangladesh sempat dipuji karena menerima pengungsi yang mengalir melintasi perbatasan dari Myanmar.