Bukan kali ini saja Trump menuding Tiongkok tidak transparan atas data kasus mereka, sebelumnya Trump telah menyerang Tiongkok berulang kali.
"Apakah Anda pikir angka-angka di negara luas yang disebut Tiongkok ini, mereka memiliki sejumlah kasus tertentu, apakah ada orang yang percaya,?" tanya Trump.
Baca Juga: PSBB di Jabodebek Diterapkan, Angka Pelanggaran Mendekati 7.000
Berdasarkan laporan tersebut, Tiongkok mulai melakukan pembatasan terkait publikasi penelitian akademis tentang asal muasal virus itu.
Bukan hanya itu, data Tiongkok yang telah mencatat lebih dari 80.000 kasus positif itu juga dipertanyakan, salah satu kota di sana yakni Beijing, juga dituduh telah meremehkan pandemi virus corona.
"Kami melaporkan semuanya, kami melaporkan kasus dan pelaporan kami baik, kami melaporkan setiap kematian," ucap Trump.
Baca Juga: Sinopsis Taken 2, Saga Penculikan Keluarga Mills di Turki yang Tayang Jumat 17 April 2020
Donald Trump dengan terbuka mencurigai data dari Tiongkok, tetapi negara lain pun banyak yang dipertanyakan keaslian data virus coronanya, seperti Iran, Korea Utara, dan Rusia.
"Beberapa negara mengalami kesulitan besar, dan mereka tidak melaporkan fakta. Yang saya tahu adalah, kami melaporkan fakta, dan kami adalah negara yang menjadi lebih baik," sebut Trump.
Pada Rabu 15 April lalu, AS resmi menggeser posisi Italia sebagai negara dengan total kematian tertinggi, sejak saat itu juga Trump mengklaim bahwa Amerika Serikat telah melewati puncak pandemi virus corona.