Pakar: Indonesia Berpeluang Menjadi Italia Versi Asia Tenggara

- 17 April 2020, 20:10 WIB
PROSES pemakaman korban meninggal PDP di Tasikmalaya.*
PROSES pemakaman korban meninggal PDP di Tasikmalaya.* //Asep MS

Italia menempati posisi kedua sebagai negara dengan kasus kematian tertinggi akibat COVID-19 setelah Amerika Serikat (AS), terbaru negeri paman sam itu telah mengonfirmasi 30.985 kasus pasien meninggal.

Baca Juga: Jelang PSBB, Cimahi Petakan Persebaran Virus Corona dengan Gelar Rapid dan Swab Test

Sejumlah ahli mulai membuat pemodelan wabah virus corona di Indonesia sebagai bentuk peringatan agar kondisi serupa yang dialami Italia tidak terulang.

SCMP melaporkan bahwa Italia dinilai gagal menerapkan langkah-langkah pencegahan pandemi, mereka terlambat melakukan kebijakan lockdown, kegiatan mobilitas baru benar-benar dihentikan setelah kasus melonjak tinggi, kondisinya kurang lebih sama dengan Indonesia saat ini.

Penasihat Satuan Tugas COVID-19 Pemerintah mempredksi kasus di Indonesia akan memuncak pada Mei dan awal Juni, dengan total pasien positif 95.000 orang.

Baca Juga: Soal Sanksi, Kapolres: PSBB Bukan Ajang Penegakan Hukum tapi Soal Kesadaran Warga Depok

Pemodelan lain juga dibuat oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), pada Bulan Mei Indonesia diperkirakan mendapatkan 1,5 juta kasus positif dengan total kematian 140.00 jiwa.

"Ini bisa menjadi Italia kedua, jika intervensi pemerintah terus berada dalam kategori intervensi ringan hingga sedang, bukan skala tinggi," kata Iwan Ariawan yang merupakan seorang biostatik.

Indonesia telah melaporkan setidaknya lebih dari 30 dokter meninggal, sementara Italia sendiri telah melaporkan kematian lebih dari 100 dokter.

Baca Juga: Kominfo Jamin Aplikasi PeduliLindungi Aman Digunakan untuk Mendeteksi Penyebaran Virus Cor

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah