Kemudian para peretas Korea Utara itu menggunakan metode rahasia untuk menginfeksi komputer korban guna mengekstrak informasi.
Para ahli mengatakan serangan itu mencerminkan upaya Korea Utara untuk meningkatkan keterampilan sibernya dan mampu menembus produk komputer yang banyak digunakan, seperti browser internet Chrome dan sistem operasi Windows 10.***