Diludahi Orang Tak Dikenal, Seorang Petugas Tiket Kereta Api Meninggal karena Virus Corona

- 13 Mei 2020, 14:55 WIB
Ilustrasi pandemi virus corona (Covid-19).
Ilustrasi pandemi virus corona (Covid-19). /- Foto: Pixabay/fernandozhiminaicela

Dia meninggalkan seorang anak perempuan berusia 11 tahun dan seorang suami, yang terakhir kali melihat ketika Mujinga dibawa dengan ambulans.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Kembali Muncul, Wuhan Rencanakan Pengujian Ulang untuk 11 Juta Penduduk

Dalam pernyataannya, TSSA menyatakan bahwa Mujinga sempat memohon agar tetap bekerja dari dalam ruangan dengan menggunakan alat pelindung usai insiden tersebut.

Namun, permintaan itu ditolak oleh pihak manajemen GTR, sehingga keduanya kembali bekerjadi luar tanpa memakai Alat Pelindung Diri (APD).

Beberapa hari setelah itu, menurut TSSA, Mujinga memiliki masalah pernapasan yang membuatnya sempat menjalani operasi dan harus melakukan check up rutin ke rumah sakit.

Baca Juga: Anak Paus Ditemukan Tewas Terdampar di Pantai Banten, Dugaan Kuat Akibat Cuaca Buruk

TSSA menyebut pihak manajemen GTR sudah mengetahui kondisi Mujinga, bahkan setelah insiden itu. Namun, pihak GTR baru mengizinkan Mujinga berhenti bekerja setelah dokter menelponnya pasa 25 Maret.

Sekretaris Jenderal TSSA, Manuel Cortes mengkritik keras pihak perusahaan dan menuduh pihak GTR tidak menganggap serius insiden penyerangan terhadap Mujinga.

"Sebagai orang yang rentan dalam kategori 'berisiko' dan kondisinya diketahui oleh atasannya, ada pertanyaan soal mengapa GTR tidak memintanya berhenti sementara dari tugas garis depan sejak awal pandemi ini,” ujarnya.

Baca Juga: Warga di Bawah 45 Tahun Diminta Kembali Bekerja, LIPI: Rawan Tulari Lansia dan Mirip Seperti Italia

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: CNN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x