PR DEPOK - Amerika Serikat (AS) baru-baru ini angkat bicara perihal keterkaitan China dalam invasi Rusia ke Ukraina.
Selema tiga bulan, Pemerintahan AS dikabarkan menggelar sejumlah pertemuan dengan pejabat tinggi China untuk mendesak mereka agar menahan Rusia untuk tidak menyerang Ukraina.
Dalam permintaan tersebut, AS lantas mempresentasikan temuan intelijen yang menunjukkan penumpukan pasukan Rusia di sekitar Ukraina.
Baca Juga: Dua Rudal Kembali Hantam Kyiv, Ketegangan Ukraina dan Rusia usai Invasi Masih Berlanjut
Meski demikian, pejabat China, termasuk Menteri Luar Negeri dan Duta Besar untuk AS menolak dan mengatakan mereka tidak berpikir jika Rusia sedang berencana melakukan invasi terhadap Ukraina.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The New York Times, pada bulan Desember, para pejabat AS mendapat informasi intelijen yang menunjukkan bahwa China telah berbagi informasi dengan Moskow dan memberitahu Rusia bahwa AS sedang berusaha untuk menabur perselisihan. China juga tidak akan mencoba untuk menghalangi rencana dan tindakan Rusia.
Sebelumnya, AS mencoba menggunakan temuan intelijen dan diplomasi untuk membujuk China yang dipandangnya sebagai musuh yang tumbuh untuk menghentikan invasi ke Ukraina.
Pasalnya, China yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping, terus-menerus memihak Rusia dan sesuai temuan intelijen AS. Bahkan rencana Rusia untuk serangan militer ke Ukraina sudah direncanakan selama musim dingin.