Salah satu peralatan canggih lainnya adalah penangkal nuklir jikalau ada kemungkinan serangan bom atau rudal bertenaga nuklir yang mengarah ke wilayah Rusia.
“Negara-negara Barat tidak hanya mengambil tindakan tidak bersahabat terhadap negara kita di bidang ekonomi, tetapi para pejabat tinggi dari anggota NATO terkemuka membuat pernyataan agresif mengenai negara kita." tegasnya.
Baca Juga: Prakiraan Hujan di Indonesia, 28 Februari 2022: Sebagian Jawa Barat Berpotensi Turun Hujan Sedang
Menurutnya, negara-negara Barat yang mendukung sanksi-sanksi terhadap Rusia sebaiknya tak terlibat lebih jauh lagi dalam konflik Rusia-Ukraina.
Putin bahkan sempat mengancam siapa saja yang ikut campur atas invasi Rusia terhadap Ukraina dengan apa yang ia sebut 'konsekuensi yang tak bisa dibayangkan.'
Meskipun telah menerima sanksi dari Uni Eropa dan negara-negara koalisi Barat, Rusia belum menunjukan niat mundur dari Ukraina.
Putin bahkan telah menaruh rudal penyerang di wilayah sekutunya, Belarusia untuk menangkal serangan tak terduga yang mungkin dilepaskan para NATO.
Sementara AS sebagai sosok sentral di NATO terus mendesak dunia untuk mengisolasi Rusia jika tidak segera menarik diri dari Ukraina.
Melalui Duta Besarnya untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, AS menyerudunia untuk ramai-ramai mengutuk tindakan Putin.