Kerahkan 'Detektif', Strategi Turki untuk Kendalikan Penyebaran Pandemi Corona

- 21 Mei 2020, 06:00 WIB
ILUSTRASI Covid-19.*
ILUSTRASI Covid-19.* /PIXABAY/

Baca Juga: Akibat Terkena PHK, Sopir Bus Ini Nekat Mudik Jalan Kaki dari Jakarta demi Bertemu Keluarga di Solo 

Tugas pelacak adalah untuk mencari tahu dengan siapa orang yang terinfeksi telah melakukan kontak dekat dan tanpa perlindungan selama lebih dari 15 menit.

Setelah diidentifikasi, orang-orang ini diinstruksikan untuk melakukan karantina mandiri dan dilacak dengan aplikasi ponsel. Jika nantinya mereka mengalami gejala terinfeksi virus corona, maka mereka harus ikut tes.

Seperti warga Istanbul bernama Betul Sahbaz (47), mulai menunjukkan gejala setelah rekan satu lantainya dinyatakan positif COVID-19, ia menelepon saluran perawatan kesehatan.

"Saya takut dan panik," katanya.

Baca Juga: Strategi 'New Normal' di AS, Vending Machine Berisi Masker Disediakan di Bandara Las Vegas 

Kemudian dua detektif pelacak, dengan pakaian pelindung warga putih, masker, dan pelindung wajah, datang ke rumahnya. Mereka melakukan tes swab dan mengirimkannya ke laboratorium untuk pengujian, yang membutuhkan waktu 24 hingga 48 jam.

"Kami mengambil sampel dari pasien dalam rumah mereka sendiri dan mencegah mereka pergi keluar dan menyebarkan infeksi," kata Dr Melek Nur Aslan, direktur kesehatan lokal untuk kotamadya Fatih di Istanbul, yang jadi pusat pandemi.

Koca menuturkan, setidaknya 6.239 detektif pelacak corona telah menjangkau 722.000 orang yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi COVID-19 sejak 10 Maret.

Sekitar 1.200 dari mereka bekerja di Istanbul, sebuah kota berpenduduk 15,5 juta orang yang terletak di persimpangan Eropa dan Asia.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x