Selain itu, di bidang teknologi, pembuat smartphone China kebanyakan menggunakan chip yang dirancang, setidaknya sebagian dengan teknologi asal AS.
Dalam arti lain, ini berpotensi membuat mereka dikenai sanksi sekunder terhadap Rusia melalui aturan Foreign Direct Product, yang menetapkan bahwa produk dengan persentase tertentu dari teknologi asal AS tidak dapat dikirim ke pihak yang ditargetkan tanpa lisensi yang sesuai.
"Perusahaan China harus membuat penilaian intuitif dan teknis tentang kemungkinan bahwa produk yang mereka produksi dan input serta pabrik terkait ditangkap oleh peraturan yang rumit ini," jelas Nathan Bush, yang mempraktikkan hukum perdagangan dan antimonopoli di DLA Piper di Singapura.***