Perusahaan akan mencari mitra baru untuk yang lain atau mengembangkannya secara internal, katanya.
Kepala Eksekutif Moderna Stephane Bancel mengatakan pada konferensi pers virtual pada Senin bahwa 15 virus diketahui merupakan ancaman yang belum ditangani oleh banyak pembuat obat besar.
Baca Juga: Diduga Anggota Pasukan Hamas, Pria Palestina Ditembak Mati Usai Menikam Polisi Israel
Menurut Bancel, pandemi Covid-19 yang telah menewaskan enam juta orang di seluruh dunia dan membuat jutaan lainnya sakit, telah memperjelas bahwa banyak yang perlu diubah.
"Terlalu banyak nyawa yang hilang dalam beberapa tahun terakhir," katanya.
Di awal pandemi Covid-19, Moderna berjanji tidak akan memberlakukan paten vaksinnya selama fase darurat krisis kesehatan.
Itu memungkinkan pengembangan pabrik pembuatan vaksin di Afrika yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai bagian dari proyek percontohan untuk memberi negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah pengetahuan cara membuat vaksin Covid-19.
Moderna mengatakan akan membuat janji itu permanen untuk 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah yang memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan di bawah Komitmen Pasar Lanjutan COVAX (AMC) yang dipimpin oleh aliansi vaksin GAVI.
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan Moderna tidak akan memberlakukan paten untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkan di Afrika Selatan oleh Afrigen Biologics yang didukung WHO untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah AMC-92.