Terkait hal ini, Israel yakin Ukraina berada di persimpangan jalan yang kritis dan harus memutuskan antara tawaran gencatan senjata sulit yang diajukan oleh Rusia atau mengambil risiko fase baru yang jauh lebih merusak dalam perang.
Sementara itu, Volodymr Zelensky mengatakan telah menenangkan diri mengenai rencana untuk bergabung dengan NATO.
Baca Juga: Jelang MotoGP Mandalika 2022, Pengaspalan Ulang Sirkuit Ditargetkan Rampung Hari Ini
Sebelumnya, Rusia telah mengatakan akan menarik kembali pasukan segera jika Ukraina berhenti berperang, mengakui Krimea sebagai Rusia, mengesahkan undang-undang yang mengikatnya pada netralitas yang akan menjauhkannya dari NATO dan mengakui wilayah separatis Donetsk dan Lugansk sebagai wilayah yang merdeka.
Volodymyr Zelensky menggambarkan tuntutan itu terlalu jauh dan mengindikasikan dia tidak percaya bahwa Rusia sedang bernegosiasi dengan itikad baik.
"Kami tidak siap untuk menyerah karena ini bukan tentang saya, ini tentang orang-orang yang memilih saya," ujarnya.
Baca Juga: Gigi Hadid akan Donasikan Pendapatannya untuk Palestina dan Ukraina
Sebagai informasi, Vladimir Putin awalnya menggambarkan invasi sebagai operasi khusus untuk melindungi wilayah Donbas yang separatis dengan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
Israel sejauh ini menilai Vladimir Putin tetap bertekad untuk mencapai semacam kemenangan.
Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Selasa bahwa dia telah berbicara dengan Bennett dan berterima kasih kepadanya atas usahanya untuk menengahi antara Moskow dan Kyiv.