Pelajari Strategi Invasi Rusia ke Ukraina, Taiwan Mulai Mencari Cara untuk Melawan China

- 10 Maret 2022, 09:30 WIB
Taiwan mulai merancang strategi untuk melawan China dengan berkaca pada invasi Rusia ke Ukraina/
Taiwan mulai merancang strategi untuk melawan China dengan berkaca pada invasi Rusia ke Ukraina/ /Kolase foto Pixabay/Chickenonline/

PR DEPOK - Ahli strategi militer Taiwan telah mempelajari strategi invasi Rusia ke Ukraina pekan lalu, dan mulai mencari cara untuk melawan China jika mereka memberikan ancaman.

Namun, pemerintah Taiwan masih belum melaporkan aktivitas yang tidak biasa oleh militer di China, tetapi mereka telah meningkatkan tingkat siaganya.

Penggunaan rudal oleh militer Rusia ke Ukraina, telah dipikirkan dengan baik meskipun mereka kalah dalam segi pasukan dan persenjataan.

Baca Juga: Benzema Cetak Hattrick, Mantan Rekan Satu Tim Ramai Berikan Tanggapan

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, telah memberikan pernyataan dan gagasan tentang "perang asimetris", untuk membuat pasukannya lebih mobile dan sulit diserang.

Direktur Institut Pascasarjana Studi Urusan Militer China di Universitas Pertahanan Nasional Taiwan, Ma Cheng-Kun, mengatakan bahwa militer Ukraina telah menggunakan konsep yang sama untuk menghalangi pasukan Rusia.

"Militer Ukraina telah memanfaatkan sepenuhnya perang asimetris, sangat efektif, dan sejauh ini berhasil menahan kemajuan Rusia," kata Ma Cheng-Kun, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Cara Beli Pelatihan Kartu Prakerja Gelombang 23 untuk Bisa Cairkan Insentif Rp2,55 Juta

"Itulah tepatnya yang dikembangkan secara proaktif oleh angkatan bersenjata kami, berkaca dari Ukraina, kami bisa lebih percaya diri dengan penampilan kami sendiri," tambahnya.

Sementara itu, pekan lalu kementerian pertahanan Taiwan mengatakan, pihaknya berencana untuk menggandakan lebih dari dua kali lipat kapasitas produksi rudal tahunan.

Hal tersebut termasuk versi upgrade dari rudal Hsiung Feng IIE, dan rudal serangan darat jarak jauh Hsiung Sheng, yang diklaim mampu mencapai target lebih jauh ke pedalaman di China.

Baca Juga: Inggris dan AS Khawatirkan Penggunaan Senjata Kimia oleh Rusia, Singgung Perang Saudara di Suriah

Kementerian Pertahanan Taiwan juga menambahkan bahwa, tentang situasi keamanan internasional, pihaknya telah bekerja keras untuk meningkatkan persenjataan dan kemampuan tempur pertahanan nasionalnya sepanjang waktu.

Selain itu, ahli strategi mengatakan Taiwan juga dapat dengan mudah mendeteksi tanda-tanda gerakan militer China, dan membuat persiapan menjelang invasi.

Hal tersebut menambahkan bahwa, China perlu memobilisasi ratusan ribu tentara dan peralatan seperti kapal tempurnya, yang dapat dengan mudah menjadi sasaran rudal Taiwan.

"China harus menyeberangi selat, jadi risikonya jauh lebih tinggi bagi China," ucap Su Tzu-yun, seorang peneliti di think tank militer top Taiwan.

Baca Juga: Krisis Pemain Depan, Manchester United Cek Harga Lewandowski di Pasar Tranfer Pemain

Di sisi lain, tentang Amerika Serikat yang berpihak pada Ukraina, masih belum diketahui, apakah Joe Biden juga akan berpihak pada Taiwan, jika China melakukan Invasinya.

"Pada saat ini mengirim pesan ke sisi lain selat, kepada orang-orang Taiwan, bahwa Amerika Serikat adalah negara yang dapat dipercaya," ujar Lo Chih-cheng, seorang anggota parlemen senior dari Partai Progresif Demokratik.

Tetapi, Joe Biden telah mengesampingkan pengiriman pasukan ke Ukraina, dan membuat kegelisahan bagi Taiwan karena takut hal serupa terjadi pada mereka.

"Apakah orang-orang di Taiwan benar-benar berpikir sekarang bahwa Barat dan Amerika Serikat masih akan datang untuk menyelamatkan kita?" kata Chao Chien-min, mantan wakil kepala Dewan Urusan Daratan Taiwan.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x