Rata-rata tujuh hari dari 193 kematian per hari di kota berpenduduk 7,5 juta tersebut bahkan melampaui India, dengan populasi 1,4 miliar, saat ini rata-rata 180 kematian setiap hari.
Tingkat itu bahkan lebih tinggi daripada tingkat kematian pra-vaksinasi terburuk di Inggris.
Jumlah kasus sekarang diperkirakan akan meningkat lebih jauh setelah penduduk setempat minggu ini akhirnya dapat mendaftarkan tes antigen cepat positif secara online.
Baca Juga: Tak Ingin Bernasib Sama dengan Ukraina, Korea Utara Disebut Tidak Akan Menanggalkan Senjata Nuklir
Beberapa ahli epidemiologi percaya mutase telah muncul dari in-breeding genetik virus yang disebabkan wabah Omicron asli di Hong Kong.
Tidak jelas bagaimana mutasi mempengaruhi resistensi vaksin, tetapi mayoritas dari mereka yang meninggal di Hong Kong tidak divaksinasi atau tidak divaksinasi sepenuhnya.
Beberapa ahli juga mempertanyakan keefektifan Sinovac yang diproduksi di dalam negeri China terhadap Omicron, dengan penelitian yang meragukan bahkan suntikan ganda itu menghasilkan antibodi yang cukup untuk melawan varian Covid.
Baca Juga: Perhatikan 6 Hal ini Bagi Peserta Kartu Prakerja Gelombang 23 yang Lolos Seleksi Pendaftaran
Hong Kong meluncurkan vaksinasi blitz pada bulan Februari dalam upaya untuk memerangi gelombang Omicron, dengan penerimaan yang tinggi di kalangan penduduk yang lebih muda.
Tetapi tingkat vaksinasi di Hong Kong sangat rendah di kalangan orang tua karena ketidakpercayaan budaya terhadap pengobatan barat, sehingga jumlah keseluruhan tetap rendah.***